Terumbu karang (coral reef) Klasifikasi Morfologi dan Penyebarannya

Terumbu karang (coral reef) 

Terumbu karang (coral reef) merupakan salah satu ekosistem laut yang terbentuk oleh biota penghasil kapur, terutama jenis-jenis karang batu dan alga berkapur. Ekosistem ini juga mencakup berbagai organisme lain yang hidup menetap di dasar laut. Terumbu karang dikenal sebagai ekosistem yang sangat dinamis, dengan tingkat keanekaragaman hayati dan produktivitas yang tinggi. Karena itu, terumbu karang memiliki peran penting baik secara ekologis maupun fisik.

Secara ekologis, terumbu karang menjadi tempat tinggal, mencari makan, dan berlindung bagi berbagai jenis organisme laut, baik hewan maupun tumbuhan. Secara fisik, keberadaan terumbu karang berfungsi sebagai pelindung alami garis pantai dari abrasi dan ombak besar, serta menjaga stabilitas ekosistem perairan dangkal.

Dalam istilah "terumbu karang", kata "karang" merujuk pada koral—hewan laut dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kalsium karbonat (kapur) sebagai kerangka pembentuk utama terumbu. Sementara itu, "terumbu" adalah struktur batuan kapur di laut, yang terdiri dari karang hidup, karang mati, dan endapan kapur yang dihasilkan oleh alga berkapur maupun organisme lain. Dengan demikian, secara fisik, terumbu karang adalah formasi kapur yang terbentuk dari akumulasi dan pertumbuhan organisme penghasil kalsium karbonat.

Terumbu karang umumnya ditemukan di perairan laut tropis, meskipun dalam skala terbatas juga dapat dijumpai di wilayah subtropis. Namun, pertumbuhan dan kelestariannya jauh lebih optimal di wilayah tropis yang hangat, jernih, dan dangkal.

Terdapat dua jenis utama karang, yaitu karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral). Karang lunak tidak bersimbiosis dengan alga dan memiliki bentuk menyerupai tumbuhan laut. Sementara itu, karang keras merupakan endapan padat kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia. Karang keras hidup bersimbiosis dengan alga mikroskopis bernama Zooxanthellae, yang membantu proses fotosintesis dan pertumbuhan karang. Selain itu, alga berkapur dan organisme lain yang juga mengendapkan kalsium karbonat turut memperkuat struktur terumbu karang.

Klasifikasi Terumbu Karang

Berdasarkan kemampuannya dalam memproduksi kapur (kalsium karbonat), karang dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu karang hermatipik dan karang ahermatipik.
  • Karang Hermatipik
Karang hermatipik adalah jenis karang yang mampu membentuk struktur terumbu karang. Karang ini berperan penting dalam pembentukan ekosistem terumbu karena menghasilkan endapan kapur yang menjadi kerangka utama terumbu. Penyebarannya terbatas di perairan tropis yang hangat dan dangkal, di mana cahaya matahari masih dapat menembus dasar laut.

Ciri khas dari karang hermatipik adalah kemampuannya menjalin simbiosis mutualisme dengan Zooxanthellae, yaitu alga bersel satu dari kelas Dinoflagellata, seperti Gymnodinium microadriatum. Alga ini hidup di dalam jaringan polip karang dan melakukan fotosintesis. Hasil samping dari proses ini adalah endapan kalsium karbonat yang khas dalam bentuk dan struktur, sehingga bisa digunakan untuk mengidentifikasi jenis atau spesies karang tersebut.

Karang hermatipik memiliki sifat unik, yaitu kombinasi antara ciri hewan dan tumbuhan. Karena bergantung pada cahaya untuk fotosintesis dari Zooxanthellae, arah pertumbuhannya bersifat fototropik positif, yakni tumbuh menuju sumber cahaya. Oleh karena itu, jenis karang ini umumnya ditemukan di perairan dangkal dengan suhu hangat berkisar antara 25–32 °C.
  • Karang Ahermatipik
Karang ahermatipik adalah jenis karang yang tidak menghasilkan terumbu karena tidak memiliki kemampuan membentuk endapan kapur dalam jumlah besar. Karang ini tidak bersimbiosis dengan Zooxanthellae, sehingga tidak tergantung pada cahaya matahari dan dapat hidup di berbagai kedalaman laut. Oleh sebab itu, karang ahermatipik memiliki persebaran yang lebih luas dan dapat ditemukan di berbagai wilayah laut di seluruh dunia, termasuk di daerah subtropis dan bahkan laut dalam.

Klasifikasi ilmiah. 

Kingdom: Animalia
Filum: Coelenterata (Cnidaria)
Kelas: Anthozoa
Ordo: Scleractinia (Madreporaria)
Keluarga: 
  • 1. Acroporidae
    Genus : Acropora, Astreopora, Anacropora, Montiopora.
     
  • 2. Agariciidae
    Genus : Coeloseris, Gardineroseris, Leptoseris, Pachyseris, Pavona.
  • 3. Astrocoeniidae
    Genus : Stylocoeniella
  • 4. Pocilloporidae
    Genus : Pocillopora, Palauastrea, Stylophora, Seriatopora, Madracis.
  • 5. Poritidae
    Genus : Alveopora, Goniopora, Porites, Stylastrea.
  • 6. Siderastreidae
    Genus : Coscinaraea, Psammocora, Pseudosiderastrea, Siderastrea.
  • 7. Fungiidae
    Genus : Ctenactis, Cycloseris, Fungia, Halomitra, Heliofungia, Herpolitha, Lithophyllon, Podabacea, Polyphylla, Sandalolitha, Zoopilus.
  • 8. Oculinidae
    Genus : Archelia, Galaxea.
  • 9. Pectinidae
    Genus : Echinophyllia, Mycedium, Oxypora, Pectinia.
  • 10. Mussidae
    Genus : Acanthastrea, Australomussa, Blastomussa, Cynarina, Lobophyllia, Scolymia, Symphyllia.
  • 11. Merulinidae
    Genus : Boninastrea, Clavarina, Hydnophora, Merulina, Paraclavarina, Scapophyllia.
     
  • 12. Faviidae
    Genus : Favites, Favia, Barabattoia, Caulastrea, Cyphastrea, Goniastrea, Diploastrea, Leptoria, Leptastrea, Montastrea, Moseleya, Oulastrea, Oulophyllia, Platygyra, Plesiastrea.
  • 13. Dendrophylliidae
    Genus : Dendrophyllia, Tubastrea, Turbinaria, Heterosammia.
  • 14. Caryophylliidae
    Genus : Catalophyllia, Euphyllia, Physogyra, Plerogyra, Neomenzophyllia.
  • 15. Trachypylliidae
    Genus : Trachyphyllia, Welsophyllia.
Siklus morfologi terumbu karang

Struktur Dasar Polip Karang

Dalam bentuk paling sederhana, polip karang merupakan hewan kecil berbentuk tabung dengan mulut di bagian atas, yang dikelilingi oleh tentakel. Polip termasuk dalam filum Cnidaria, yang juga mencakup ubur-ubur dan anemon laut. Fungsi utama tentakel ini adalah untuk menangkap plankton dan partikel makanan dari air, serta untuk pertahanan diri.

Bagian utama tubuh polip terdiri dari:

  • Mulut: Terletak di bagian atas, merupakan jalan masuk makanan.

  • Tentakel: Mengelilingi mulut dan dilengkapi dengan sel penyengat (cnidocytes) untuk menangkap mangsa.

  • Rongga tubuh (coelenteron): Berfungsi sebagai sistem pencernaan dan sirkulasi nutrisi. Disebut juga saluran gastrovascular.

  • Dua lapisan tubuh:

    • Ektodermis (epidermis): Lapisan luar.

    • Endodermis (gastrodermis): Lapisan dalam yang berbatasan langsung dengan rongga tubuh.

  • Mesoglea: Jaringan pengikat berupa lapisan tipis di antara kedua lapisan tersebut. Mesoglea mengandung sel-sel, kolagen, dan mukopolisakarida.

Pembentukan Rangka Karang

Salah satu keunikan polip karang adalah kemampuannya untuk membentuk rangka luar dari kalsium karbonat (CaCO₃). Proses ini dilakukan oleh lapisan epidermis (khususnya sel-sel di bagian dasar polip) yang mensekresikan zat kapur. Endapan kapur ini akan mengeras dan membentuk kerangka keras yang menjadi fondasi utama dari struktur terumbu karang.

Seiring waktu, ribuan polip baru akan tumbuh di atas kerangka lama, memperluas dan memperkuat struktur terumbu. Kerangka inilah yang menjadi tempat tinggal bagi berbagai organisme laut lain seperti ikan, moluska, dan alga. Koloni Karang dan Variasi Ukuran Polip

Polip karang tidak hidup sendiri. Sebagian besar spesies karang batu membentuk koloni besar yang terdiri dari ribuan individu polip. Masing-masing polip saling terhubung dan bekerja sama untuk mempertahankan kelangsungan hidup koloni secara keseluruhan.

  • Ukuran polip sangat bervariasi, dari yang berukuran hanya beberapa milimeter hingga yang besar seperti pada jenis Fungia, yang bisa mencapai puluhan sentimeter.

  • Polip yang hidup dalam koloni akan tumbuh berdekatan satu sama lain, menyatu dalam jaringan yang menghasilkan kerangka karang secara kolektif.

Arsitektur Terumbu: Hasil Sinergi Biologi dan Geologi

Struktur terumbu karang terbentuk dari hasil interaksi biologis polip dan proses geologis pengendapan kapur selama ratusan hingga ribuan tahun. Polip yang bertumbuh ke arah cahaya menciptakan formasi yang disebut terumbu karang dengan bentuk dan ketinggian yang beragam, tergantung pada kondisi lingkungan seperti arus, suhu, dan kedalaman air.

Bentuk-bentuk terumbu seperti terumbu tepi, terumbu penghalang, dan atol, semuanya berasal dari pertumbuhan dan akumulasi aktivitas polip karang yang terus-menerus. Struktur ini tidak hanya menjadi rumah bagi ribuan spesies laut, tetapi juga memainkan peran penting dalam melindungi pantai dari gelombang dan erosi.

Morfologi polip karang dan struktur terumbu yang mereka bentuk mencerminkan keajaiban alam dalam skala mikroskopis dan makroskopis. Meskipun polip adalah hewan kecil yang nyaris tak terlihat, keberadaan mereka memiliki dampak luar biasa terhadap kehidupan laut dan stabilitas ekosistem pesisir. Memahami morfologi dasar ini menjadi langkah penting dalam upaya konservasi dan perlindungan terumbu karang dari ancaman perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Berdasarkan pertumbuhan karang (life form), variasi bentuk karang dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu :  

Tipe tipe terumbu karang
  • a. Tipe lembaran daun (foliose)
  • b. Tipe padat/keras (massive)
  • c. Tipe jamur (mushroom)
  • d. Tipe bercabang (branching)
  • e. Tipe meja (tabulate)
  • f. Tipe kerak merayap (encrusting) 

Pola Penyebaran Terumbu Karang di Indonesia: Kekayaan Ekosistem Laut Tropis

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan menjadi pusat keanekaragaman hayati laut global. Terumbu karang di Indonesia tidak hanya berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, tetapi juga menyediakan sumber penghidupan bagi jutaan masyarakat pesisir. Letaknya di kawasan Coral Triangle menjadikan Indonesia memiliki salah satu sistem terumbu karang paling kompleks dan luas di dunia.

Keberadaan terumbu karang sangat penting dalam mencegah abrasi pantai, menjaga kestabilan garis pantai, dan menjadi tempat pemijahan serta perlindungan berbagai jenis ikan komersial. Karena itu, pemahaman mengenai pola penyebaran dan tipe-tipe terumbu karang sangat penting dalam upaya pelestarian dan pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan.

Keanekaragaman dan Luas Terumbu Karang Dunia

Secara global, terumbu karang dikenal memiliki lebih dari 7.500 spesies dan mencakup area sekitar 2 juta km² di lautan tropis. Ekosistem ini berfungsi sebagai rumah bagi sekitar 25% biota laut, meskipun hanya mencakup kurang dari 1% permukaan laut. Terumbu karang menyimpan kekayaan genetik yang besar, menjadikannya pusat penelitian bioteknologi dan kedokteran laut.

Selain nilai ekologisnya, terumbu karang juga memiliki peran ekonomi yang signifikan. Komunitas pesisir mengandalkan hasil laut seperti ikan karang, kerang, dan rumput laut untuk konsumsi dan perdagangan. Aktivitas wisata seperti snorkeling dan diving pun banyak bergantung pada keindahan dan kelestarian terumbu karang.

Potensi Terumbu Karang Indonesia

Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 51.000 km² terumbu karang, yang menjadikannya salah satu negara dengan luas terumbu karang terbesar di dunia. Jumlah ini bahkan diperkirakan lebih besar jika mencakup wilayah-wilayah terpencil yang belum dipetakan secara menyeluruh. Luas dan keanekaragaman hayati ini menjadi modal utama dalam konservasi laut skala regional dan global.

Lebih dari 51% terumbu karang di Asia Tenggara dan sekitar 18% terumbu karang dunia berada di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam pelestarian dan pengelolaan sumber daya terumbu karang, terutama di tengah ancaman perubahan iklim, eksploitasi berlebihan, dan pencemaran laut.

Tipe-Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuk dan Proses Pembentukannya

1. Terumbu Karang Cincin (Atol)

Terumbu karang cincin atau atol adalah formasi terumbu yang berbentuk melingkar dan mengelilingi laguna. Proses pembentukan atol terjadi selama ribuan tahun dan biasanya dimulai dari karang yang tumbuh di sekitar pulau vulkanik. Seiring waktu, pulau tersebut tenggelam, tetapi karang terus tumbuh ke atas hingga membentuk cincin yang mengapung di permukaan laut.

Atol biasanya terletak jauh dari daratan utama dan umum ditemukan di Samudera Pasifik dan Hindia. Keunikan atol terletak pada bentuknya yang simetris dan memiliki laguna di tengah, yang menjadi habitat berbagai organisme laut unik. Di Indonesia, jenis ini lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan tipe lainnya.

2. Terumbu Karang Penghalang (Barrier Reefs)

Terumbu karang penghalang adalah terumbu yang terletak agak jauh dari pantai dan dipisahkan oleh perairan yang cukup dalam yang disebut laguna. Terumbu jenis ini tumbuh sejajar dengan garis pantai dan berfungsi sebagai pelindung alami dari ombak besar dan arus laut yang kuat. Bentuknya memanjang dan luas, membentuk benteng laut yang efektif.

Di dunia, contoh terkenal dari tipe ini adalah Great Barrier Reef di Australia. Di Indonesia, meskipun tidak sebesar di Australia, terumbu penghalang juga ditemukan di beberapa lokasi seperti Laut Banda dan perairan Maluku. Karena posisinya yang lebih jauh dari daratan, barrier reef cenderung memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan menjadi tujuan wisata bahari favorit.

3. Terumbu Karang Tepi (Fringing Reefs)

Terumbu karang tepi adalah jenis terumbu karang yang paling umum ditemukan di Indonesia. Jenis ini tumbuh langsung dari garis pantai dan biasanya berada di perairan dangkal. Jaraknya dari daratan hanya sekitar beberapa puluh hingga ratus meter, sehingga mudah diakses dan sering dijadikan lokasi wisata snorkeling.

Fringing reef sangat penting bagi ekosistem pesisir karena melindungi daratan dari erosi, serta menjadi tempat hidup bagi berbagai spesies ikan, moluska, dan invertebrata lainnya. Karena letaknya yang dekat dengan aktivitas manusia, jenis ini juga sangat rentan terhadap kerusakan akibat limbah, penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, dan pembangunan pesisir yang tidak berkelanjutan.

Sebagian besar dari terumbu karang di Indonesia bertipe terumbu karang tepu (fringing reefs), berdekatan dengan garis pantai dan mudah diakses oleh komunitas setempat. Terumbu karang di Indonesia dalam segi hayati tergolong terkaya di dunia dengan keanekaragaman tumbuhan dan hewan laut yang tinggi. Di Indonesia terdapat lebih dari 480 jenis karang batu yang telah didata di wilayah timur Indonesia, dan merupakan 60% jenis karang batu di dunia yang telah dideskripsikan.

 Terumbukarang di alam

Penutup

Terumbu karang bukan hanya sekadar struktur bawah laut yang indah, tetapi merupakan fondasi penting dari kehidupan laut tropis yang menopang jutaan spesies dan kehidupan manusia di sekitarnya. Keberadaannya menjaga keseimbangan ekosistem laut, melindungi pantai dari abrasi, serta menjadi sumber ekonomi melalui perikanan dan pariwisata.

Namun, terumbu karang saat ini menghadapi berbagai ancaman serius, mulai dari perubahan iklim, penangkapan ikan yang merusak, hingga pencemaran laut. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya kolektif dari semua pihak—pemerintah, masyarakat, ilmuwan, hingga wisatawan—untuk menjaga kelestariannya. Terumbu karang adalah warisan alam yang tak ternilai, dan masa depannya berada di tangan kita semua. Menjaganya berarti menjaga kehidupan laut dan keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

Referensi:

  • http://etheses.uin-malang.ac.id/548/6/08620070%20Bab%202.pdf
  • http://e-journal.uajy.ac.id/10366/3/2BL01268.pdf
  • http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/194902051978031-DJAKARIA_M_NUR/TERUMBU_KARANG.pdf
  • Gambar berdasarkan penelusuran google dengan tema pencarian "mengenal terumbu karang, karakteristik terumbu karang, klasifikasi dan morfologi terumbu karang, pola penyebaran dan terumbu karang".
Referensi Umum Update ChatGPT (01/05/25):
  • LindungiHutan.com. (n.d.). Manfaat terumbu karang dan persebarannya. Retrieved from https://lindungihutan.com
  • Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). (n.d.). Fakta menarik Laut Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia. Retrieved from https://kemenparekraf.go.id
  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (n.d.). Atlas Terumbu Karang. Retrieved from https://ksdae.menlhk.go.id
  • Universitas Sumatera Utara (USU) Repository. (n.d.). Ekosistem terumbu karang, definisi, ragam dan macam, serta distribusinya. Retrieved from https://ubb.ac.id
  • Jurnal Ilmiah Universitas Indonesia. (n.d.). Pengaruh karakteristik fisik perairan terhadap distribusi terumbu karang di wilayah perairan Karawang. Retrieved from https://scholarhub.ui.ac.id
Pencarian:
  • Terumbu Karang Indonesia
  • Ekosistem Terumbu Karang Laut Tropis
  • Keanekaragaman Hayati Terumbu Karang
  • Kesehatan dan Pelestarian Terumbu Karang
  • Coral Bleaching di Indonesia
  • Rehabilitasi dan Restorasi Terumbu Karang
  • Wisata Terumbu Karang Indonesia
  • Biota Laut yang Bergantung pada Terumbu Karang
  • Ancaman Terumbu Karang Akibat Perubahan Iklim
  • Dampak Pemutihan Karang Terhadap Ekosistem Laut
  • Peran Terumbu Karang dalam Ekosistem Laut
  • Program Konservasi Terumbu Karang Indonesia
  • Jenis-Jenis Karang Keras dan Karang Lunak
  • Manfaat Terumbu Karang untuk Kehidupan Laut
  • Upaya Pelestarian Terumbu Karang di Perairan Indonesia

Post a Comment for "Terumbu karang (coral reef) Klasifikasi Morfologi dan Penyebarannya"


Dalam diamnya perairan menyimpan berjuta rahasia, tulisan ini mencoba membisikkan sebutir darinya. Jika kamu merasakan getarnya, bantu kami terus menyelam—menjemput hikmah di kedalaman yang tak terlihat.

🐬 Dukung Dunia Perairan di Sociabuzz