Mengenal Udang Windu (Penaeus monodon)

mengenal udang windu 

Udang windu, yang dikenal secara internasional dengan nama Giant Tiger Prawn, merupakan salah satu jenis udang laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan telah lama menjadi komoditas utama dalam industri perikanan, khususnya budidaya udang. Udang ini memiliki berbagai nama lokal di Indonesia seperti udang harimau, udang pemimpin, udang sugpo, hingga udang rumput, mencerminkan sebaran dan kepopulerannya di berbagai daerah. Ukuran tubuhnya yang besar dan warna belang hitam-putih menyerupai harimau menjadi ciri khas yang membedakan udang windu dari jenis udang lainnya, sehingga sangat diminati di pasar domestik maupun ekspor.

Secara alami, distribusi udang windu tersebar luas di perairan Indo-Pasifik, mulai dari pesisir Afrika Timur, Semenanjung Arab, Asia Tenggara, hingga Laut Jepang. Di wilayah Australia, udang ini juga ditemukan terutama di bagian timur. Penyebarannya bahkan telah meluas ke wilayah non-asli seperti Laut Tengah melalui Terusan Suez, serta diperkenalkan ke perairan Hawaii dan kawasan Atlantik termasuk Amerika Serikat (negara bagian Florida, Georgia, dan South Carolina). Kemampuan adaptasi terhadap berbagai tipe perairan membuat udang windu sangat potensial untuk pengembangan budidaya secara global.

Keunggulan udang windu bukan hanya dari ukurannya yang besar, namun juga pada nilai gizinya yang tinggi dan pertumbuhannya yang cepat dalam sistem budidaya yang terkelola dengan baik. Dalam konteks Indonesia, udang windu telah menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor perikanan, meskipun tantangan seperti penyakit dan fluktuasi lingkungan perairan tetap menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai morfologi, habitat, siklus hidup, serta teknik budidaya modern sangat penting untuk memastikan keberhasilan produksi udang windu yang berkelanjutan.

Klasifikasi Ilmiah Udang Windu

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan salah satu jenis udang laut yang paling populer dan bernilai ekonomi tinggi dalam industri akuakultur. Selain menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia, udang ini juga terkenal di berbagai negara Asia dan Eropa karena ukurannya yang besar, tekstur daging yang kenyal, serta kandungan gizinya yang tinggi. Sebagai organisme laut, udang windu termasuk dalam kelompok hewan berkulit keras (krustasea) yang memiliki sistem klasifikasi ilmiah kompleks berdasarkan struktur tubuh, perkembangan, serta karakter morfologinya.

Secara taksonomi, udang windu dikelompokkan dalam klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
  • Kingdom: Animalia
Udang windu termasuk dalam kingdom Animalia karena merupakan makhluk hidup multiseluler, heterotrof, dan memiliki sistem organ kompleks.
  • Filum: Arthropoda
Masuk dalam filum Arthropoda, yaitu kelompok hewan yang memiliki rangka luar (eksoskeleton), tubuh bersegmen, dan kaki beruas-ruas.
  • Subfilum: Crustacea
Crustacea mencakup hewan air seperti udang, kepiting, dan lobster yang memiliki dua pasang antena dan tubuh yang dibungkus oleh karapas.
  • Kelas: Malacostraca
Kelas ini merupakan kelas terbesar dalam subfilum Crustacea, mencakup udang-udangan, lobster, dan kepiting. Ciri khasnya adalah tubuh terbagi menjadi tiga bagian utama: kepala, dada, dan perut.
  • Ordo: Decapoda
Udang windu termasuk dalam ordo Decapoda, yaitu kelompok krustasea yang memiliki lima pasang kaki jalan (deca = sepuluh), serta sepasang capit.
  • Famili: Penaeidae
Famili ini mencakup berbagai jenis udang laut yang biasa dibudidayakan dan ditangkap sebagai komoditas pangan.
  • Genus: Penaeus
Genus Penaeus mencakup udang-udang tropis dengan ukuran besar dan pertumbuhan cepat, serta nilai ekonomi tinggi.
  • Spesies: Penaeus monodon
Inilah nama ilmiah spesifik untuk udang windu. Spesies ini dikenali dari warna tubuh belang hitam-putih yang khas dan ukuran tubuhnya yang besar.

Klasifikasi ilmiah ini sangat penting untuk memahami posisi biologis udang windu dalam dunia hewan serta menjadi dasar bagi riset ilmiah, konservasi, dan pengembangan teknologi budidaya. Melalui pemahaman taksonomi, kita dapat membedakan udang windu dari jenis udang lainnya dan mengembangkan metode pemeliharaan serta penanganan yang sesuai dengan karakteristik biologisnya.

Morfologi bentuk tubuh udang windu.

Dilihat dari bentuk tubuh udang windu terdiri dari dua bagian yaitu bagian depan dan bagian belakang, bagian depan disebut bagian kepala yang sebenarnya terdiri dari bagian kepala dan dada yang menyatu itu dinamakan kepala-dada (cepholothorax) serta bagian perut (abdomen) terdapat ekor dibagian belakangnya.

klasifikasi dan morfologi udang windu

Semua bagian badan beserta anggota-anggotanya terdiri dari ruas-ruas (segmen) kepala dada terdiri dari 13 ruas yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas sedangkan bagian perut terdiri dari 6 ruas. Tiap ruas badan mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-ruas pula seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton yang terbuat dari bahan chitin. Kerangka tersebut mengeras, kecuali pada sambungan-sambungannya antara dua ruas tubuh yang berdekatan. Hal ini memudahkan mereka untuk bergerak

Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P monodon. 

visual udang windu jantan dan betina

Bagian kepala lainnya adalah sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan, mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat, sepasang sungut besar atau antena, dua pasang sungut kecil atau antennula, sepasang sirip kepala (Scophocerit), sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped), dan lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.

Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keena.

Reproduksi perbedaan jenis kelamin udang windu.

Udang jantan dan udang betina dapat dibedakan dengan melihat alat kelamin luarnya. Alat luar jantan disebut petasma, yang terdapat pada kak renang pertama. Sedangkan lubang saluran kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5. Sedangkan lubang saluran kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-3. Alat kelamin primer yang disebut gonad terdapat didalam bagian kepala dada. Pada udang jantan yang dewasa gonad akan menjadi testes yang berfungsi sebagai penghasil mani (sperma).

kelamin udang windu

Sedangkan pada udang betina gonad akan menjadi ovarium (indung telur) yang berfungsi untuk menghasilkan telur dan Ovarium yang telah matang akan meluas sampai ke ekor. Sperma yang dihasilkan oleh udang jantan pada waktu kawin akan dikeluarkan dalam kantung seperti lender yang dinamakan spermatophora (kantung sperma). Dengan bantuan petasma, spermatophora dilekatkan pada thelicum udang betina bertelur spermatophora akan pecah dan sel-sel spermanya akan membuahi telur di luar badan induknya.

Sifat dan kebiasaan hidup udang windu di alam.

Udang windu mempunyai sifat nocturnal artinya udang aktif bergerak dan mencari makan pada suasana yang gelap atau redup bila sinar terlalu cerah udang akan diam berlindung di dasar perairan oleh karena itu udang perlu diberi pakan lebih banyak pada sore hari dan malam hari sedangkan saat siang yang cerah hanya sedikit pakan yang dibutuhkan. Udang windu lebih suka tinggal di dasar perairan (bentik) atau menempel pada sesuatu benda di dalam air jenis ini pun peka terhadap kondisi dasar tambak yang kotor dan busuk yang menyebabkan udang lekas stress.

Umumnya udang dan semua bangsa krustasea bersifat kanibal, yaitu memangsa sesama jenis yang lebih lemah kondisinya misalnya udang yang sedang dalam proses ganti kulit seringkali dimakan oleh udang lain. Udang berukuran lebih kecil dimakan oleh udang besar terutama bila dalam keadaan kurang makan. Udang berganti kulit secara periodik pada proses ganti kulit badan udang berkesempatan untuk bertumbuh besar secara nyata. Udang muda lebih sering ganti kulit ketimbang udang tua sehingga udang muda lebih cepat tumbuh ketimbang yang tua.

benur udang windu

Pada waktu masih benih, udang bersifat euryhaline yang sangat tahan terhadap fluktuasi kadar garam oleh sebab itu udang windu dapat dipelihara di tambak dengan kadar garam bervariasi. Dari kisaran salinitan 3 – 5 promil di tambak yang jauh dari laut hingga dalam tambak dekat laut berkadar salinitas 20 – 30 promil. Di tambak yang berair dangkal daya tahan terhadap goncangan suhu juga cukup besar. Di malam hari suhu dapat mencapai 22 °C atau dibawah 25 °C namun di siang hari terutama musim kemarau mungkin suhu sering mencapai 31 °C meskipun demikian udang windu tetap dapat tumbuh dengan cukup baik.

Habitat dan perkembangbiakan udang windu

Habitat udang berbeda-beda tergantung dari jenis dari persyaratan hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya. Udang windu (P. monodon) bersifat euryhaline yakni bisa hidup di laut yang berkadar garam tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah. Udang windu(P. monodon) juga bersifat benthik, yaitu hidup pada permukaan dasar laut yang lumer (soft) terdiri dari campuran lumpur dan pasir terutama perairan berbentuk teluk dengan aliran sungai yang besar dan pada stadium post larva ditemukan di sepanjang pantai dimana pasang terendah dan tertinggi berfluktuasi sekitar 2 m dengan aliran sungai kecil, dasarnya berpasir atau pasir lumpur.

Golongan hewan ini bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuhan berlangsung di dalam tubuh betina (fertilisasi internal). Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia. Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.

udang windu segar size 1 kilo 5 ekor

Udang windu yang sudah dewasa akan memijah dilaut lepas, sedangkan udang muda (juvenile) bermigrasi dari laut lepas ke daerah pantai. Di alam, udang dewasa kawin dan memijah pada kolom perairan lepas pantai (kedalaman kurang lebih 70 m) bagian selatan, tengah dan utara Amerika dengan suhu 26–28°C dan salinitas ±35 ppt. Setelah telur-telur menetas, larva hidup di laut lepas mejadi bagian dari zooplankton. Saat stadium post larva mereka bergerak ke daerah dekat pantai dan perlahan-lahan turun ke dasar di daerah estuari dangkal. Perairan dangkal ini memiliki kandungan nutrient, salinitas dan suhu yang sangat bervariatif dibandingkan dengan laut lepas.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Udang_windu
https://nurhasanblogger.wordpress.com/2015/02/17/klasifikasi-dan-morfologi-udang-windu/
https://www.academia.edu/10917962/2._TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Klasifikasi_dan_Morfologi_Udang_Windu_P._monodon
Sumber Gambar : Google Picture
Update: Chat GPT Open AI (15/062025)

Pencarian:
  • cara budidaya udang windu intensif di tambak payau
  • keuntungan usaha budidaya udang windu skala kecil menengah
  • teknik pemijahan Penaeus monodon di tambak tambak
  • harga udang windu per kg di pasar ekspor 2025
  • kandungan gizi udang windu dan manfaat untuk kesehatan
  • strategi pemasaran udang windu beku ke luar negeri
  • pakan alternatif murah untuk pertumbuhan udang windu
  • penyakit umum pada udang windu dan solusinya
  • parameter kualitas air optimal untuk budidaya udang windu
  • perbedaan morfologi udang windu jantan dan betina
  • analisis biaya budidaya udang windu dalam 6 bulan
  • estimasi panen udang windu tambak intensif
  • budidaya udang windu vs udang vaname keuntungan
  • cara memilih induk udang windu berkualitas untuk budidaya

Post a Comment for "Mengenal Udang Windu (Penaeus monodon)"