Ekosistem Terumbu Karang, Fungsi dan Manfaat Adanya Terumbu Karang

Terumbu karang (coral reef) merupakan organisme yang hidup di dasar laut dangkal terutama di daerah tropis. Terumbu adalah endapan-endapan masif yang penting dari kalsium karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum cnidaria, kelas anthozoa, ordo madreporia = scleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat, yang mana termasuk hermatypic coral atau jenis-jenis karang yang mampu membuat kerangka bangunan atau kerangka karang dari kalsium karbonat.
 

Ekosistem terumbu karang di perairan. 
 
Ekosistem terumbu karang umumnya terdapat di lingkungan perairan yang agak dangkal. Untuk mencapai pertumbuhan maksimumnya, terumbu karang memerlukan perairan yang jernih, dengan suhu yang hangat, gerakan gelombang yang besar, serta sirkulasi yang lancar dan terhindar dari proses sedimentasi.  
 
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang dinamis, mengalami perubahan terus-menerus namun sangat rentan terhadap perubahan lingkungan yang berasal dari luar terumbu dan mempunyai produktivitas serta keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga menjadi plasma nutfah bagi kehidupan biota laut. Di samping itu, ekosistem terumbu karang juga merupakan tempat hidup, tempat mencari makan (feeding ground), daerah asuhan (nursery ground), dan tempat memijah (spawning ground) bagi berbagai biota laut.  
 
Ekosistem terumbu karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitive terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami.  
 
Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun (1998) telah menyebabkan pemutihan karang (Coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. 
 
Selain dari perubahan suhu, maka perubahan pada salinitas juga akan mempengaruhi terumbu karang. Hal ini sesuai dengan penjelasan bahwa curah hujan yang tinggi dan aliran material permukaan dari daratan dapat membunuh terumbu karang melalui peningkatan sedimen dan terjadinya penurunan salinitas air laut. Efek selanjutnya adalah kelebihan zat hara berkontribusi terhadap degradasi terumbu karang melalui peningkatan pertumbuhan makroalga yang melimpah (Overgrowth) terhadap karang. 
 
Meskipun beberapa karang dapat dijumpai dari lautan subtropis tetapi spesies yang membentuk karang hanya terdapat di daerah tropis. Kehidupan karang di lautan dibatasi oleh kedalaman yang biasanya kurang dari 25 m dan oleh area yang mempunyai suhu rata-rata minimum dalam setahun sebesar 10 ⁰C. Pertumbuhan maksimum terumbu karang terjadi pada kedalaman kurang dari 10 m dan suhu sekitar 25 ⁰C sampai 29 ⁰C. Karena sifat hidup inilah maka terumbu karang banyak dijumpai di Indonesia. 
 

Cara reproduksi terumbu karang di alam. 
 
Terumbu Karang merupakan kelompok organisme yang sudah mempunyai sistem saraf, jaringan otot dan reproduksi sederhana, akan tetapi telah berkembang dan berfungsi secara baik. Organ-organ reproduksi karang berkembang di antara mesenteri filamen dan pada saat-saat tertentu organ tersebut terlihat nyata sedang pada waktu lain menghilang, terutama untuk jenis-jenis karang di wilayah subtropis. Sebaliknya, untuk karang yang hidup di daerah tropis, organ reproduksi dapat ditemukan sepanjang tahun karena siklus reproduksi berlangsung sepanjang tahun dengan puncak reproduksi dua kali dalam setahun. 
 
Hewan karang dapat melakukan reproduksi baik secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan cara fragmentasi, pelepasan polip dari skeleton dan reproduksi aseksual larva. Kecuali reproduksi aseksual larva, produk dari yang lainnya menghasilkan pembatasan sacara geografi terhadap asal-usul terumbu karang dan sepanjang pembentukan dan pertumbuhan koloni dapat melangsungkan reproduksi seksual.  
 
Dalam hal reproduksi secara seksual, gametogenesis akan berlangsung di dalam gonad yang tertanam dalam mesenterium. Kejadian ini dapat berlangsung secara tahunan, namun dapat juga musiman, bulanan atau tidak menentu. Konsekuensi dari cara reproduksi ini adalah pemijahan gamet-gamet untuk fertilisasi eksternal dan perkembangan larva planula, atau pengeraman larva planula untuk dilepaskan setelah berlangsung fertilisasi internal. 
 
Reproduksi aseksual umumnya dilakukan dengan cara membentuk tunas yang akan menjadi individu baru pada induk dan pembentukan tunas yang terusmenerus merupakan mekanisme untuk menambah ukuran koloni, tetapi tidak untuk membentuk koloni baru. 
 
Pertunasan ada dua macam yaitu pertunasan intratentakuler dan pertunasan ekstratentakuler. Pertunasan intratentakuler ialah pembentukan individu baru di dalam individu lama yaitu dimana mulut baru terbentuk di dalam lingkar tentakel individu lama melalui invaginasi lempeng oral, sedangkan pertunasan ekstratentakuler ialah pembentukan individu baru di luar individu lama yaitu dimana koralit baru tumbuh di coenosarc diantara koralit dewasa. 
 
Cara lain dari reproduksi aseksual pada karang ialah dengan fragmentasi yaitu dimana bagian dari koloni karang yang terpisah dari induk disebabkan oleh faktor fisik (arus dan gelombang) atau faktor biologi (predator) dapat beradaptasi di lingkungan yang baru hingga tumbuh dan membentuk koloni yang baru. Patahan-patahan karang yang terpisah dari koloninya tidak selalu diikuti dengan kematian pada jaringannya, tetapi dapat hidup dan tumbuh pada substrat yang baru, dan jika kondisinya cocok, dari patahan-patahan karang tersebut bisa terbentuk koloni yang baru. 
 
Proses reproduksi karang secara seksual dimulai dengan pembentukan calon gamet sampai terbentuknya gamet masak, proses ini disebut sebagai gametogenesis. Selanjutnya gamet yang masak dilepaskan dalam bentuk telur atau planula. Masing-masing jenis karang mempunyai variasi dalam melepaskan telur atau planulanya.  
 
Karang tertentu melepaskan telur yang telah dibuahi dan pembuahan terjadi di luar. Sedang karang yang lain pembuahan terjadi di dalam induknya dierami untuk beberapa saat dan dilepaskan sudah dalam bentuk planula. Planula yang telah dilepaskan akan berenang bebas dan bila planula mendapatkan tempat yang cocok ia akan menetap di dasar dan berkembang menjadi koloni baru. 
 
Karang dapat bersifat gonokhoris atau hermaprodit, dan ia mempunyai segala macam bentuk variasi reproduksi, termasuk juga adanya variasi-variasi di dalam dan antar famili, genera dan spesies. 


Fungsi dan manfaat adanya ekosistem terumbu karang. 

Ekosistem terumbu karang mempunyai manfaat yang bermacam-macam, diantaranya yaitu dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya. Berikut penjelasannya :
 
  • Fungsi pariwisata 
Terumbu karang memiliki keanekaragaman jenis biota sangat tinggi dan sangat produktif, dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam. Keindahan karang, kekayaan biologi dan kejernihan airnya membuat kawasan terumbu karang terkenal sebagai tempat rekreasi. Skin diving atau snorkeling, SCUBA dan fotografi adalah kegiatan yang umumnya untuk menikmati terumbu karang. 
 
  • Fungsi perikanan.
Terumbu karang merupakan tempat tinggal ikan-ikan karang yang harganya mahal, sehingga nelayan menangkap ikan di kawasan terumbu karang. Jumlah panenan ikan, kerang dan kepiting dari terumbu karang secara lestari di seluruh dunia mencapai 9 juta ton atau sedikitnya 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia.  
 
  • Fungsi perlindungan pantai.
Jenis terumbu karang yang berfungsi untuk melindungi pantai adalah terumbu karang tepi dan penghalang. Jenis terumbu karang ini berfungsi sebagai pemecah gelombang alami yang melindungi pantai dari erosi, banjir pantai, dan peristiwa perusakan lainnya yang diakibatkan oleh fenomena air laut. 
 
Terumbu karang juga memberikan kontribusi untuk akresi (penumpukan) pantai dengan memberikan pasir untuk pantai dan memberikan perlindungan terhadap desa-desa dan infrastruktur seperti jalan dan bangunan-bangunan lainnya yang berada di sepanjang pantai. Apabila dirusak, maka diperlukan milyaran rupiah untuk membuat penghalang buatan yang setara dengan terumbu karang.
 
  • Fungsi biodiversitas.
Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi. Keanekaragam hidup di ekosistem terumbu karang per unit area sebanding atau lebih besar dibandingkan dengan hal yang sama di hutan tropis. Terumbu karang ini dikenal sebagai laboratorium untuk untuk ilmu ekologi. Potensi untuk bahan obat-obatan, anti virus, anti kanker dan penggunaan lainnya sangat tinggi.
 
Demikian paparan tentang ekosistem terumbu karang, fungsi dan manfaat adanya terumbu karang. Dimuat berdasarkan sumber dari :
  • http://etheses.uin-malang.ac.id/548/6/08620070%20Bab%202.pdf
  • http://e-journal.uajy.ac.id/10366/3/2BL01268.pdf
Gambar berdasarkan penelusuran google dengan pencarian kata "terumbu karang, ekosistem terumbu karang, reproduksi perkembangbiakan terumbu karang, fungsi dan manfaat terumbu karang". Sekian, semoga dapat menjadi referensi bacaan yang berguna! Terimakasih.

Tag in search :
terumbu karang, manfaat terumbu karang, fungsi terumbu karang, gambar terumbu karang, terumbu karang bisa tumbuh dengan baik jika suhu air laut antara, manfaat sosial ekonomi terumbu karang adalah, terumbu karang adalah, apa yang dimaksud dengan terumbu karang, manfaat terumbu karang bagi kehidupan makhluk hidup adalah, apa yg dimaksud terumbu karang, apa yang dimaksud terumbu karang, manfaat ekologis terumbu karang adalah, jelaskan manfaat terumbu karang, mengapa terumbu karang banyak ditemukan di wilayah indonesia, manfaat terumbu karang secara ekonomis, ekosistem terumbu karang, apa manfaat terumbu karang, sebutkan manfaat terumbu karang, pengertian terumbu karang, mengapa terumbu karang banyak ditemukan di indonesia

Post a Comment for "Ekosistem Terumbu Karang, Fungsi dan Manfaat Adanya Terumbu Karang"