3 Langkah Mencerahkan Warna Sisik Koi Secara Tepat

Koi merupakan ikan hias air tawar yang memiliki banyak penggemar. Daya tarik utama ikan koi terletak pada corak warna yang bervariasi, serta kecerahan warnanya yang memanjakan mata. Terlepas dari anggapan bahwa koi termasuk ikan pembawa keberuntungan dan kedamaian, ada alasan yang lebih rasional sehingga banyak orang terpikat dengannya.   


Secara visual, koi memang sangat cantik. Pola dan warnanya khas. Ada harmonisasi warna yang kontras, tanpa gradasi, sehingga terlihat elegan.   

Perpaduan warna ini makin memukau jika disertai dengan kecerahan warnanya. Setidaknya ada 3 langkah mencerahkan warna sisik koi secara tepat. Apa saja? Yuk, kita kupas tuntas masalah ini.   

Perlu diketahui, setiap makhluk hidup memiliki pola pewarisan gen yang unik, atau disebut sifat genetik. Sifat ini bersifat menurun. Artinya, diperoleh dari kedua tetua atau induknya, sekaligus akan diwariskan kepada anak-anaknya kelak.   

Setiap individu koi memiliki pola warna tersendiri, baik di kulit, sisik, maupun sirip. Pola ini juga bersifat genetis, sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.   

Faktor genetik sangat menentukan pola dan kualitas warna pada ikan koi. Tapi itu bukan satu-satunya penentu. Faktor lingkungan juga berperan, misalnya kualitas air, kualitas pakan, suhu air, paparan sinar matahari, dan perawatan.   

Ikan koi A memiliki sifat genetis yang lebih bagus daripada koi B. Tapi kualitas pakan, air kolam, dan perawatannya kalah bagus dari koi B. Kalau ini berlangsung cukup lama, maka penampilan koi B justru bisa lebih bagus daripada A.   

Dalam berbagai studi, para ilmuwan menambahkan satu faktor lagi, yaitu interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Maksudnya begini. Koi A dan B memiliki bapak dan ibu yang sama (misalnya X dan Y). Keduanya bahkan berasal dari periode peneluran (clutch) yang sama. Tapi karena dipelihara di kolam berbeda, kecerahan warna keduanya bisa berbeda. Apalagi jika kualitas pakan dan perawatannya juga tidak sama.   

Melalui pemahaman ini, wajar jika langkah mencerahkan sisik koi juga dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas lingkungan. Mulai dari memperbaiki kualitas air kolam, pakan, suhu yang tepat, paparan sinar matahari yang cukup, hingga perawatan. 

1. Memperbaiki Kualitas Air Kolam   

Jika kualitas air kolam baik, maka kesehatan dan kecerahan warna koi bisa terjaga. Sebaliknya kalau kualitas air buruk, maka warnanya akan memudar dan memunculkan berbagai penyakit seperti white spot, cacing kulit, kutu, dan virus.

Karena itu, kolam harus selalu dijaga kebersihannya. Jangan sampai dipenuhi kotoran, misalnya banyak sisa pakan, daun-daun yang luruh dari pohon peneduh di dekat kolam, dan sebagainya.

Kualitas air juga dipengaruhi oleh kadar amonia, nitrit, nitrat, oksigen, derajat keasaman (pH), dan tingkat kesadahan air (water hardness).  
Berikut ini beberapa parameter ideal terkait kualitas air:
  • Kadar amonia: 0-0,02 ppm.
  • Kadar nitrat: 50-100 ppm
  • Kadar nitrit: 0-0,2 ppm
  • pH: 7-8,6
  • Suhu: 24-26 ºC
  • DO: > 6 ppm
  • TDS: 50-180 ppm
  • GH: 8-12 dH
  • Alkali: 120-180 ppm
  • Salinitas: > 1 ppm

A. Warna Air

Warna air kolam koi normalnya netral (bening). Namun, karena beberapa faktor, dapat terlihat kehijauan, kecolekatan, bahkan kehitaman.   

Perubahan warna air ini disebabkan kualitas baku mutu air yang dimasukkan ke kolam. Bisa juga karena adanya plankton, mikroorganisme, maupun bahan organik lainnya. Misalnya warna hijau tua, berarti kolam mengandung fitoplankton dalam jumlah tinggi. Apabila hijau muda, berarti jumlah fitoplankton relatif sedikit.  

Warna air kolam juga dapat berubah ketika kita banyak pakan yang tersisa, baik tenggelam atau terapung. Yang perlu diwaspadai adalah perubahan warna akibat naiknya kadar amonia, nitrat, dan nitrit.

B. Suhu Air

Suhu air yang ideal pada kolam koi sekitar 24 - 26 ºC. Tetapi koi masih mampu bertahan hidup dalam kisaran suhu 18 ºC hingga 31 ºC. Ketika cuaca sangat panas, suhu air kolam akan meningkat. Hal ini bisa memudarkan warna koi, sehingga terlihat kurang bagus.   

Sebaliknya, ketika suhu air kolam menurun, warna koi nampak lebih cerah. Tetapi masalah suhu air tidak berdiri sendiri. Pola pemberian pakan pun ikut berpengaruh terhadap warna koi.

C. Derajat Keasaman (pH) Air   

Derajat keasaman (pH) yang ideal untuk kolam koi berada pada angka 7,0-8,6. Angka ini sesuai dengan level pH darah ikan koi.  Jika pH air terlalu tinggi, ikan akan mengalami alkalosis. Gejalanya: produksi lendir berlebihan, sering menyendiri, terengah-engah di permukaan kolam, siripnya bersirip, posisi berenangnya terbalik, dan akhirnya mati. Begitu gejala terlihat, alkalosis sulit diatasi.   

Jika pH terlalu rendah, koi akan mengalami asidosis. Gejalanya mirip asidosis, ditambah nafsu makan berkurang. Tapi asidosis masih bisa diatasi dengan menaikkan pH air. Caranya, larutkan soda kue (1 sendok teh) ke dalam 5-10 galon air. Usahakan airnya berasal dari kolam koi.   

Perlu juga diwaspadai perubahan pH air hingga 1 digit. Misalnya dari 5,6 menjadi 6,6, atau dari 7,5 menjadi 6,5. Perubahan tiba-tiba hingga 1 digit ini berarti air mengalami perubahan kimiawi secara drastik. Dampaknya tidak hanya menurunkan kualitas warna koi, tapi bisa menyebabkan kematian.

D. Pencahayaan Sinar Matahari   

Sinar matahari yang masuk ke dalam kolam juga ikut mempengaruhi kecerahan warna ikan koi. Tetapi semuanya harus selalu dijaga agar tidak berlebihan, juga tidak kekurangan. 

Jika intensitas sinar matahari tepat, maka kecerahan warna pada ikan koi bisa optimal. Warna dan polanya menjadi tegas dan tajam. Sedangkan bila intensitas sinar matahari terlalu berlebihan, otomatis akan meningkatkan suhu air. Hal ini bisa memudarkan warna ikan koi. 

Untuk mengurangi paparan sinar matahari, bisa ditambahkan pohon peneduh di sekitar kolam. Tetapi jika kolam kurang terpapar cahaya matahari, maka warna ikan koi cenderung gelap dan kusam. Misalnya pada warna merah, maka merahnya tidak menyala, tetapi merah kusam. 

2. Memperbaiki Kualitas Pakan   

Koi termasuk ikan omnivora (pemakan segala). Dia mau menyantap pakan nabati seperti buah-buahan, sayuran, ganggang, alga, dan sebagainya.  Ikan koi juga doyan menyantap pakan hewani seperti cacing, ulat, dan udang. Bahkan sisa roti pun bisa dimakannya.   

Tentu tidak semua pakan disukai koi. Misalnya biji-bijian seperti jagung dan kacang polong. Biji-bijian kurang bisa dicerna oleh ikan ini, sehingga sebaiknya dihindari.   

Kualitas pakan bukan hanya terkait kandungan nutrisi yang ada di dalam pakan tersebut. Tetapi juga terkait dengan kebersihan, dan terutama keamanan bagi ikan koi itu sendiri.   

Udang memang pakan yang disukai koi. Tapi jika diberikan dalam kondisi busuk, tentu tak baik, karena dapat menimbulkan penyakit. Begitu pula jenis pakan lainnya, harus terjaga kebersihan dan keamanannya.   

Sebaiknya, pakan yang diberikan kepada koi jangan disimpan lebih dari 3 bulan. Makin singkat masa penyimpanannya, makin baik bagi ikan, karena pakan dalam kondisi relatif segar. 

A. Kombinasi Pakan   

Berdasarkan fungsinya, pakan koi bisa dibedakan menjadi dua. Pertama, pakan untuk memacu pertumbuhan ikan, atau disebut pakan growth. Kedua, pakan untuk membantu mencerahkan warna koi, atau disebut pakan color. Kedua jenis pakan ini tersedia di pasaran dalam berbagai merk.   

Selain itu, dikenal pula wheat germ. Pakan berbahan gandum ini mengandung vitamin E, asam linolenat, serta kaya protein alami. Di pasaran juga tersedia dalam aneka merk.   

Fungsinya antara lain memperbaiki sistem pencernaan, meningkatkan penyerapan makanan saat suhu air menurun, mempercepat pertumbuhan, serta mencerahkan warna.   

Berdasarkan sifatnya, pakan koi juga dibedakan menjadi dua: floating (terapung) serta sinking (tenggelam). Pakan tenggelam biasanya diberikan pada sore atau malam hari.   

Para hobiis berpengalaman biasanya melakukan kombinasi pakan untuk koi-koi kesayangannya. Disebut kombinasi, karena jenis pakan yang digunakan berbeda-beda menurut kegunaannya, yaitu: growth, color, dan wheat germ.

Kombinasi pakan bisa dilakukan melalui dua cara:  
  • Mencampur pakan yang berbeda jenis, kemudian diberikan kepada ikan di kolam.  
  • Memberikan pakan secara terpisah atau dalam jam / waktu yang berbeda. 

Takaran jenis pakan yang diberikan tergantung jumlah ikan di dalam kolam. Kombinasi pakan ini juga berbeda-beda untuk anakan koi, koi muda, dan koi dewasa.    

Untuk anakan koi, bisa dilakukan kombinasi pakan growth dan color. Boleh dicampur dulu, atau bisa juga diberikan terpisah dalam waktu berbeda.  
Sebagian anakan koi sensitif terhadap pakan color, karena formulanya terlalu keras. Karena itu, penggunaannya jangan terlalu banyak.   

Kalau dicampur dengan growth, perbandingannya dapat diatur, misalnya, 4 : 1. Jika bermasalah, pakan color bisa diganti dengan wheat germ. Untuk koi muda, kombinasi ini dapat dilakukan dengan memberikan pakan growth (pagi), color (siang), dan wheat germ (sore / malam).   

Bisa juga ketiganya dicampur, dengan perbandingan 2 : 2 : 1. Ada juga yang hanya memberikan pakan growth dan color, dengan perbandingan 4 : 1, dan seterusnya.   

Semua ini bisa Anda praktikkan sendiri di rumah, sambal melihat reaksi ikan koi. Ganti caranya jika ikan menunjukkan reaksi kurang bagus, misalnya nafsu makannya menurun.   

Puncak penampilan warna koi biasanya terjadi saat muda. Sebaliknya, makin bertambah umur, kualitas warnanya mulai menurun. Karena itu, porsi pakan color bisa ditingkatkan.

B. Pakan dan Pola Pewarnaan   

Mengapa kualitas pakan dapat mencerahkan warna koi? Penjelasannya cukup panjang, tetapi kita bisa meringkasnya.   

Pola pewarnaan pada koi dihasilkan oleh tiga pigmen warna yang terkandung dalam sel yang disebut kromatofora (chromataphores). Ketiga pigmen itu adalah erythrin (merah), melanin (hitam), dan xanthin (kuning). Masing-masing berada dalam sel kromatofora yang berbeda.   

Ada lagi yang melengkapi pigmen warna, tetapi tidak berada dalam kromatofora, yaitu irridosit, yang sering muncul di permukaan kulit ikan.   

Semua warna pada koi adalah campuran dari ketiga pigmen itu dan irridosit. Misalnya oranye, kombinasi erythrin dan xanthin. Cokelat adalah kombinasi dari melanin dan xanthin. Jika merah berarti hanya erythrin.   

Kalau tidak ada satupun dari ketiga kromatofora itu, koi akan berwarna putih karena pengaruh irridosit. Tetapi posisi irridosit dalam kulit hanya mempengaruhi tampilan visual saja. Jika ada di permukaan sisik, koi akan terlihat perak. Kalau berada di lapisan bawah kulit, ikan terlihat krem muda.   

Dalam kasus tertentu, irridosit bisa bergabung dengan kromatofora untuk menghasilkan warna tertentu, misalnya keemasan. Atau biru, tercipta karena pigmen hitam di bagian dalam ditutupi irridosit di tengah lapisan kulit.   

Kromatofora bisa berada di permukaan kulit, tepat di bawah sisik, atau jauh di dalam kulit. Jika kromatofora sangat pekat, pewarnaannya juga tampak pekat.  
Tetapi kromatofora di permukaan kulit sering menghasilkan warna yang tidak stabil, karena bisa memudar, seiring bertambahnya umur koi.   

Sebaliknya, kromatofora yang jauh di dalam kulit lebih stabil, tetapi cenderung tidak solid. Yang ideal adalah memiliki pigmen warna yang pekat di semua lapisan kulit, sehingga menghasilkan warna yang padat dan stabil.   

Yang menarik, koi tidak dapat mensintesa pigmen warna sendiri. Dia harus makan sesuatu yang mengandung pigmen tersebut. Di alam liar, pigmen warna ini bisa diperolehnya dari ganggang, udang, siput, dan sebagainya.   

Tetapi di dalam kolam, tidak ada jenis pakan seperti itu, kecuali kalau kita memberikannya. Baik pakan hidup, pelet, maupun berbentuk tepung. Karena itu, pakan berperan penting dalam ikut mencerahkan warna koi.   

Pakan berkualitas tinggi bisa menjamin ketersediaan pigmen, sehingga mampu meningkatkan kecerahan warna koi. Jika pakan seperti penambah warna tidak tersedia, maka sel kromatofora tak akan diisi dengan pigmen. Akibatnya, koi akan terlihat pucat atau warnanya memudar.   

Dalam beberapa kasus, pemberian pakan color menyebabkan warna putih berubah jadi merah muda. Sebenarnya ini hanya sementara. Ketika pemberian pakan color dihentikan, atau takaran dikurangi, warna putih akan muncul kembali. 

Ketika koi sudah sangat tua, warnanya cenderung memudar, bahkan menjadi putih. Ini seperti rambut manusia yang memutih saat tua, dan tidak bisa dipulihkan.  

C. Suplemen Tambahan 

Saat ini tidak sulit untuk mencari suplemen tambahan sebagai sumber pigmen bagi ikan koi. Di pasaran, termasuk pasar online, banyak beredar suplemen tambahan dalam berbagai merk.   

Suplemen tambahan ini merupakan zat penambah warna (color enhance / color food) atau bisa disebut zat warna. Suplemen ini sebagai pendamping pakan utama pada koi, yaitu growth food (untuk pertumbuhan dan kebutuhan hidup).  
Tetapi Anda mesti hati-hati. Sebagian besar produk yang beredar merupakan zat warna sintetis. Kalai digunakan dalam jangka panjang, tentu tidak baik bagi kesehatan ikan.
   
Lebih baik menggunakan produk alami. Adakah? Tentu saja ada. Lihatlah Suplemen Organic Cair GDM Ikan (SOC GDM Ikan) yang mengandung bakteri Micrococcus roseus. Bakteri ini termasuk sumber pigmen alami.   

Bakteri baik tersebut dapat hidup dalam berbagai media, mulai dari sisik serta kulit ikan, hingga tanah dan air. Jadi, tidak perlu menambahkan bahan sintetis untuk meningkatkan warna koi.   

Cara penggunaannya juga gampang. SOC GDM Ikan langsung dimasukkan ke dalam kolam. Bisa juga dicampur pelet, baik floating (pakan terapung) maupun sinking (tenggelam). Hebatnya lagi. suplemen ini tidak mengotori air kolam. 

3. Menjaga Kualitas Perawatan Ikan Koi 

Dari uraian di atas, kita dapat menjaga kualitas perawatan koi secara kontinyu. Berikut ini poin-poin pentingnya:  

    • Rutin memeriksa beberapa parameter kualitas air yang ideal. Di pasaran banyak dijual test kit khusus, misalnya untuk mengecek pH air, tingkat kesadahan, dan sebagainya.
    • Seminggu sekali, ganti sebagian (10%) air kolam dengan air yang baru dan lebih segar.
    • Saat mengganti sebagian air, bersihkan biofilter dengan air.
    • Rutin memantau aktivitas koi. Kalau banyak ikan yang selalu di permukaan, diam, malas bergerak di dasar kolam, atau sering berkumpul di pancuran air, itu menunjukan kualitas air buruk.
    • Jika kualitas air baik, maka koi bergerak bebas ke mana-mana, termasuk di dasar kolam.
    • Kalau ikan mulai malas makan, sehingga banyak pakan tersisa, berarti kualitas air benar-benar buruk. Anda bisa mengganti 20-30 % air. Jika kondisi sangat parah, ganti 50% air.
    • Berikan pakan sesuai dengan porsinya, agar tak banyak sisa pakan yang mencemari air. Kalau bisa, pakan sudah habis dalam waktu 5 menit.
    • Takaran pakan untuk koi kecil sekitar 5% dari berat tubuhnya, sedangkan koid dewasa sekitar 2%.
    • Kalau ada ikan sakit, segera diisolasi ke kolam karantina untuk mendapat pengobatan.

      Itulah tiga langkah mencerahkan warna sisik koi secara tepat. Semoga bermanfaat.

      Postingan Dikirim Oleh : Karolina Eka Yulianti





      Tag Post :
      warna ikan koi, warna ikan koi yang bagus, warna ikan koi termahal, warna ikan koi yg bagus, mutasi warna ikan koi, warna ikan koi yang membawa hoki, cara memunculkan warna ikan koi, warna ikan koi yang bagus dan mahal, cara mencerahkan warna ikan koi, warna ikan koi pembawa hoki, warna ikan koi terbaik, perubahan warna ikan koi, arti warna ikan koi, warna ikan koi pudar, warna ikan koi yang mahal, warna ikan koi bagus, macam warna ikan koi, mitos warna ikan koi, warna ikan koi yg mahal, warna ikan koi berubah, warna ikan koi, warna ikan koi termahal, warna ikan koi yg bagus, warna ikan koi yang bagus dan mahal, warna ikan koi terbaik, warna ikan koi pudar, warna ikan koi yang paling bagus, warna ikan koi yg mahal, warna ikan koi pembawa keberuntungan, warna ikan koi showa, warna ikan koi paling mahal

      Post a Comment for "3 Langkah Mencerahkan Warna Sisik Koi Secara Tepat"