Sekilas Tentang Budidaya Rumput Laut
Budidaya Rumput Laut Berdasarkan data KKP (2016), Indonesia memiliki luas area untuk kegiatan budidaya rumput laut mencapai ha, tetapi pengembangan budidaya rumput laut baru memanfaatkan lahan seluas ha atau 20% dari luas areal potensial. Jenis rumput laut yang dikembangkan di Indonesia antara lain Eucheuma cottonii, Eucheuma spinosum dan Gracilaria, sp.serta Sargassum, sp. Dilihat dari aspek budidaya, rumput laut memiliki banyak keuntungan karena tidak memerlukan modal tinggi, teknologi budi dayanya sederhana sehingga mudah dilakukan oleh siapapun, dapat diintegrasikan dengan budi daya lain atau polikultur (misalnya budidaya ikan bandeng dengan Gracilaria sp.), tidak perlu menggunakan pakan, peralatan yang digunakan mudah didapatkan, mudah dalam penanganan saat panen (biasanya rumput laut hanya dicuci dan dikeringkan), siklus budidayanya singkat (hanya membutuhkan waktu 45 hari), dapat diolah secara rumah tangga untuk menjadi produk siap konsumsi, serta bisa dilakukan sebagai usaha sampingan.
Namun, budidaya rumput laut juga tidak terlepas dari berbagai ancaman, seperti serangan penyakit ice-ice, serta masih banyaknya pembudidaya yang tergiur untuk menggunakan berbagai produk kimiawi buatan pabrik yang tidak sesuai peruntukkannya. Penggunaan produk kimiawi pada kenyataannya juga dapat menyuburkan gulma yang menjadi hama bagi rumput laut dan dapat menurunkan kualitas perairan apabila digunakan secara berlebihan. Kualitas rumput laut yang turun karena dipanen sebelum waktunya, tidak adanya pengelolaan kebun bibit rumput laut, penggunaan bibit yang tidak berkualitas, rendahnya harga jual (disebabkan karena para tengkulak yang datang langsung ke lokasi budidaya untuk membeli rumput laut), serta penggunaan pestisida dalam persiapan tambak pun menambah daftar panjang persoalan budi daya rumput laut.
Selain itu, berbagai aspek sosial dan legalitas usaha, seperti perizinan usaha budidaya serta penempatan lokasi budidaya rumput laut yang sesuai dengan tata ruang daerah masing masing pun patut diperhitungkan. Budidaya rumput laut acap kali dilakukan di area sekitar ekosistem terumbu karang dan lamun, yang dapat berpotensi merusak ekosistem laut penting tersebut, walaupun sebenarnya dapat dilakukan sepanjang pelaksanaannya menggunakan pendekatan teknologi yang tepat.
Budidaya Rumput Laut Secara Umum
Budidaya rumput laut di Indonesia kini semakin dikembangkan dengan menggunakan lahan-lahan yang ada. Namun dari 782 jenis rumput laut di perairan Indonesia, hanya 18 jenis dari 5 genus yang sudah diperdagangkan. Dari ke lima marga tersebut, hanya genus-genus Eucheuma dan Gracilaria yang sudah dibudidayakan.
Keberhasilan budidaya rumput laut sangat ditentukan oleh lokasi dan kualitas bibit yang dibudidayakan. Hal ini dikarenakan produksi dan kualitas rumput laut dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi yang meliputi kondisi substrat perairan, kualitas air, iklim dan geografis dasar perairan. Faktor lain yang tidak kalah penting sebagai lokasi budidaya rumput laut yaitu faktor kemudahan, resiko (keamanan), serta konflik kepentingan.
Bibit rumput laut yang baik untuk dibudidayakan adalah monospesies, muda, bersih, dan segar. Ciri-ciri bibit rumput laut yang sehat yaitu bila dipegang terasa elastis, bercabang banyak dengan ujung berwarna kuning kemerah-merahan dan mempunyai batang yang tebal. Rumput laut yang baik adalah bercabang banyak dan rimbun, tidak terdapat penyakit bercak putih dan mulus tanpa ada cacat terkelupas. Persiapan penanaman bibit dilakukan dengan cara membuat potongan rumpun thallus rumput laut dengan ukuran tertentu (g), kemudian mengikatkannya pada tali nilon maupun rakit di atas perairan pada metode rakit dengan jarak tanam 20 cm. Sedangkan untuk metode lepas dasar bibit diikat pada jarak 30 cm.
Metode budidaya yang akan diterapkan harus mempertimbangkan kondisi perairan yang dipakai sebagai lokasi budidaya. Secara umum budidaya rumput laut di Indonesia dilakukan dalam tiga metode penanaman berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan. Metode penanaman tersebut antara lain:
1. Metode Dasar (bottom method)
Penanaman dengan metode ini dilakukan dengan mengikat bibit tanaman yang telah dipotong pada karang atau balok semen atau patok kayu kemudian disebar pada dasar perairan. Metode dasar merupakan metode pembudidayaan rumput laut dengan menggunakan bibit dengan berat tertentu. Metode ini memiliki keunggulan dapat diterapkan pada perairan yang memiliki arus kencang dan bersubstrat batu atau karang.
Penanaman dengan metode ini dilakukan dengan mengikat bibit tanaman yang telah dipotong pada karang atau balok semen atau patok kayu kemudian disebar pada dasar perairan. Metode dasar merupakan metode pembudidayaan rumput laut dengan menggunakan bibit dengan berat tertentu. Metode ini memiliki keunggulan dapat diterapkan pada perairan yang memiliki arus kencang dan bersubstrat batu atau karang.
2. Metode Lepas Dasar (off-bottom method)
Metode ini dapat dilakukan pada dasar perairan yang terdiri dari pasir, sehingga mudah untuk menancapkan patok/pancang. Metode ini sulit dilakukan pada dasar perairan yang berkarang. Bibit diikat dengan tali rafia yang kemudian diikatkan pada tali plastik yang direntangkan pada pokok kayu atau bambu. Jarak antara dasar perairan dengan bibit yang akan dilakukan berkisar antara cm. Bibit yang akan ditanam berukuran g, dengan jarak tanam cm. Penanaman dapat pula dilakukan dengan jaring yang berukuran yang berukuran 2,5 x 5 m2 dengan lebar mata cm dan direntangkan pada patok kemudian bibit rumput laut diikatkan pada simpul-simpulnya.
Metode ini dapat dilakukan pada dasar perairan yang terdiri dari pasir, sehingga mudah untuk menancapkan patok/pancang. Metode ini sulit dilakukan pada dasar perairan yang berkarang. Bibit diikat dengan tali rafia yang kemudian diikatkan pada tali plastik yang direntangkan pada pokok kayu atau bambu. Jarak antara dasar perairan dengan bibit yang akan dilakukan berkisar antara cm. Bibit yang akan ditanam berukuran g, dengan jarak tanam cm. Penanaman dapat pula dilakukan dengan jaring yang berukuran yang berukuran 2,5 x 5 m2 dengan lebar mata cm dan direntangkan pada patok kemudian bibit rumput laut diikatkan pada simpul-simpulnya.
3. Metode Apung (floating method)/longline
Metode ini cocok untuk perairan dengan dasar perairan yang berkarang dan pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Penanaman menggunakan rakitrakit dari bambu sedang dengan ukuran tiap rakit bervariasi tergantung dari ketersediaan material, tetapi umumnya berukuran 2,5 x 5 m 2 untuk memudahkan pemeliharaan. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode lepas dasar hanya posisi tanaman terapung dipermukaan mengikuti gerakan pasang surut. Untuk mempertahankan agar rakit tidak hanyut digunakan pemberat dari batu atau jangkar. Bibit diikatkan pada tali plastik dan atau pada masing-masing simpul jaring yang telah direntangkan pada rakit tersebut dengan ukuran berkisar antara 100-150 g
Metode ini cocok untuk perairan dengan dasar perairan yang berkarang dan pergerakan airnya didominasi oleh ombak. Penanaman menggunakan rakitrakit dari bambu sedang dengan ukuran tiap rakit bervariasi tergantung dari ketersediaan material, tetapi umumnya berukuran 2,5 x 5 m 2 untuk memudahkan pemeliharaan. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode lepas dasar hanya posisi tanaman terapung dipermukaan mengikuti gerakan pasang surut. Untuk mempertahankan agar rakit tidak hanyut digunakan pemberat dari batu atau jangkar. Bibit diikatkan pada tali plastik dan atau pada masing-masing simpul jaring yang telah direntangkan pada rakit tersebut dengan ukuran berkisar antara 100-150 g
Parameter Oseanografi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut ditinjau dari segi oseanografi yaitu:
- Dasar perairan Kondisi perairan yang paling baik bagi pertumbuhan Eucheuma sp. adalah di perairan dangkal bersubstrat karang, pecahan karang, dan pasir, atau campuran ketiganya.
- Kedalaman air Kedalaman perairan merupakan suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan organisme (rumput laut) untuk berinteraksi dengan cahaya. Eucheuma sp secara alami dapat hidup dan tumbuh dengan baik pada kedalaman air cm pada surut terendah.
- Salinitas Salinitas sangat berperan dalam budidaya rumput laut. Kisaran salinitas yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan pertumbuhan rumput laut menjadi terganggu. Salinitas yang baik untuk pertumbuhan Eucheuma sp. berkisar ppt.
- Suhu Suhu mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan pertumbuhan rumput laut. Suhu air dapat berpengaruh terhadap beberapa fungsi fisiologis rumput laut seperti fotosintesa, respirasi, metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi. Suhu air yang optimal untuk membudidayakan rumput laut yaitu berkisar antara C. Kenaikan temperatur yang tinggi akan mengakibatkan thallus rumput laut yang menjadi pucat kekuning-kuningan dan tidak sehat.
- Kejernihan air Budidaya rumput laut dengan tingkat kejernihan air yang tinggi sangat dibutuhkan, sehingga cahaya dapat masuk ke dalam air. Intensitas sinar yang diterima secara sempurna oleh thallus merupakan faktor utama dalam proses fotosintesis. Kondisi air yang jernih dengan tingkat transparansi sekitar 1,5 meter cukup baik bagi pertumbuhan rumput laut.
- ph Derajat keasaman merupakan faktor lingkungan kimia air yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan rumput laut. Pengaruh bagi organisme sangat besar dan penting, kisaran ph yang kurang dari 6,5 akan menekan laju pertumbuhan bahkan tingkat keasamannya dapat mematikan. ph optimal bagi pertumbuhan Eucheuma sp. antara 7,5-8,0.
- Angin dan Arus Kesuburan lokasi tanaman sangat ditentukan oleh adanya gerakan air yang berombak maupun arus. Gerakan air ini merupakan pengangkut yang paling baik untuk zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan rumput laut. Ombak dan arus merupakan alat pengaduk yang baik sehingga air menjadi homogen. Arus sangat mempengaruhi kesuburan rumput laut karena melalui pergerakan air, nutrient-nutrien yang sangat dibutuhkan dapat tersuplai dan terdistribusi dan kemudian diserap melalui thallus. Kecepatan arus yang lebih dari 40 cm/detik dapat merusak konstruksi budidaya dan mematahkan percabangan rumput laut. Kecepatan arus yang dianggap cukup untuk budidaya rumput laut kira-kira cm 20-40 per detik
Pertumbuhan Rumput Laut
Pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ukuran suatu organisme yang dapat berupa berat ataupun panjang dalam waktu tertentu. Dalam usaha budidaya rumput laut, pertumbuhan merupakan salah satu aspek biologi yang harus diperhatikan karena dapat menentukan produksi yang dihasilkan pada setiap panen. Dengan melihat angka pertumbuhan dapat diketahui perbedaan hasil yang akan diperoleh dengan cara penanaman, perlakuan tempat atau musim yang berbeda. Tingkat pertumbuhan rumput laut tertinggi dapat terjadi pada umur hari sedangkan berat bibit yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang baik berkisar antara 50-100 gram.
Baca Juga
- Jenis Olahan Rumput Laut dan Tahapan Pembuatannya
- Metode Budidaya Rumput Laut Jenis Euchema dan Beberapa Jenis Lainnya
- Sekilas Tentang Rumput Laut Sebagai Sumberdaya Hayati Yang Potensial
- Panduan Singkat Budidaya Ikan: Langkah demi Langkah Menuju Keberhasilan
- Budidaya Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung
Penambahan lama pemeliharaan akan menyebabkan persaingan antar thallus dalam hal kebutuhan cahaya matahari, zat hara dan ruang gerak sehingga tidak menguntungkan dalam budidaya. Pertumbuhan rumput laut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan antara lain jenis rumput laut, galur, bagian thallus dan umur rumput laut yang akan dibudidayakan. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan antara lain keadaan lingkungan fisika dan kimiawi yang dapat berubah menurut ruang dan waktu, penanganan bibit, perawatan tanaman dan metode budidaya yang digunakan.
Proses pertumbuhan alga dapat pula berlangsung karena adanya peran aktif dari zat fitoplankton, yaitu zat organisme yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun jumlah tersebut menentukan berlangsungnya suatu proses fisiologis. Laju pertumbuhan yang dianggap menguntungkan adalah diatas 3% pertambahan berat perhari.
Proses pertumbuhan alga dapat pula berlangsung karena adanya peran aktif dari zat fitoplankton, yaitu zat organisme yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun jumlah tersebut menentukan berlangsungnya suatu proses fisiologis. Laju pertumbuhan yang dianggap menguntungkan adalah diatas 3% pertambahan berat perhari.
Pertumbuhan rumput laut dapat digambarkan dalam 2 bentuk yaitu pertumbuhan harian dan pertumbuhan mutlak. Sedangkan laju pertumbuhannya terdiri dari laju pertumbuhan standar dan rata-rata pertumbuhan harian.
1. Pertumbuhan Mutlak =>Pertumbuhan mutlak menunjukan selisih antara berat akhir dan berat awal selama masa pemeliharaan.
2. Pertumbuhan Harian =>Pertumbuhan harian adalah pertambahan ukuran baik berat dan panjang yang sebenarnya dalam waktu sehari.
3. Laju Pertumbuhan Standar =>Laju pertumbuhan standar/specific Growth Rate (SGR) merupakan pertambahan bobot individu dalam persen per hari.
4. Rata-rata Pertumbuhan Harian =>Rata-rata pertumbuhan harian/average Daily Gain (ADG) merupakan persentase pertumbuhan rata-rata harian dalam satu periode.
Sumber :
https://docplayer.info/105839440-2-2-budidaya-rumput-laut.html
https://docplayer.info/49590843-Ii-tinjauan-pustaka-2-1-biologi-rumput-laut-klasifikasi-rumput-laut.html
Sumber :
https://docplayer.info/105839440-2-2-budidaya-rumput-laut.html
https://docplayer.info/49590843-Ii-tinjauan-pustaka-2-1-biologi-rumput-laut-klasifikasi-rumput-laut.html
Post a Comment for "Sekilas Tentang Budidaya Rumput Laut"
Post a Comment