Budidaya Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung

Ikan kakap putih adalah ikan yang mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap kadar garam (Euryhaline) dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air tawar dan kawin di air laut). Sifat-sifat inilah yang menyebabkan ikan kakap putih dapat dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar. Pada beberapa daerah di Indonesia ikan kakap putih dikenal dengan beberapa nama seperti: pelak, petakan, cabek, cabik (Jawa Tengah dan Jawa Timur), dubit tekong (Madura), talungtar, pica-pica, kaca-kaca (Sulawesi). Ikan kakap putih termasuk dalam famili Centroponidae, secara lengkap taksonominya adalah sbb:
Sub phillum : Vertebrata
Klas : Pisces
Subclas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Centroponidae
Genus : Lates
Species : Lates calcarifer (Block)
- a. Badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar.
- b.Pada waktu masih burayak (umur 1 ~ 3 bulan) warnanya gelap dan setelah menjadi gelondongan (umur 3 ~ 5 bulan) warnanya terang dengan bagian punggung berwarna coklat kebiru-biruan yang selanjutnya berubah menjadi keabu-abuan dengan sirip berwarna abu-abu gelap.
- c. Mata berwarna merah cemerlang.
- d. Mulut lebar, sedikit serong dengan geligi halus.
- e. Bagian atas penutup insang terdapat lubang kuping bergerigi.
- f. Sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip ekor bulat.
Sebelum kegiatan budidaya dilakukan terlebih dahulu diadakan pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi yang tepat akan menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan kakap putih. Secara umum lokasi yang baik untuk kegiatan usaha budidya ikan di laut adalah daerah perairan teluk, lagoon dan perairan pantai yang terletak diantara dua buah pulau (selat).
- a. Perairan pantai/ laut yang terlindung dari angin dan gelombang
- b. Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
- c. Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
- d. Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
- e. Benih mudah diperoleh.
- f. Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
- g. Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.
1) Sarana dan Alat
Pemeliharaan ikan kakap di laut umumnya dilakukan dalam keramba jaring apung (floating net cage) dengan metoda operasional secara mono kultur. Secara garis besar keramba jaring apung terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Jaring
Jaring terbuat dari bahan:
- Bahan: Jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 ~ 1,25”, guna untuk menjaga jangan sampai ada ikan peliharaan yang lolos keluar.
- Ukuran: 3 m x 3 m x 3 m
- 1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan 2 jaring cadangan)
b. Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan.
- Bahan: Bambu atau kayu
- Ukuran: 8 m x 8 m
c. Pelampung: Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang lain yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan
- Jenis: Drum (Volume 120 liter)
- Jumlah: 9 buah.
d. Jangkar: Agar seluruh sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh angin, gelombang digunakan jangkar.
- Jenis yang dipakai: Besi atau beton (40 kg).
- Jumlah : 4 buah
- Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dalam air
e. Ukuran benih yang akan Dipelihara: 50-75 gram/ekor
f. Pakan yang digunakan: ikan rucah
g. Perahu : Jukung
h. Peralatan lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll.
Jaring apung apa yang telah dibuat berbentuk bujur sangkar pada kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka. Cara pengikatan jaring dapat dilihat pada gambar dibawah.
Lama pemeliharan mulai dari awal penebaran sampai mencapai ukuran ± 500 gram/ekor diperlikan waktu 5-6 bulan. Dengan tingkat kelulusan hidup/survival rate sebesar 90% akan didapat produksi sebesar 2.250 kg/unit/periode budidaya. Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat jaring keluar rakit, kemudian dilakukan penyerokan.
Publikasi tentang penyakit yang menyerang ikan-ikan yang dibudidayakan di laut seperti ikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikan kakap putih ini termasuk diantara jenis-jenis ikan teleostei. Ikan jenis ini sering kali diserang virus, bakteri dan jamur. Gejala-gejala ikan yang terserang penyakit antara lain adalah, kurang nafsu makan, kelainan tingkah laku, kelainan bentuk tubuh dll.
a. menghentikan pemberian pakan terhadap ikan dan menggantinya dengan jenis yang lain;
b. memisahkan ikan yang terserang penyakit, serta mengurangi kepadatan;
c. memberikan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Paket Teknologi Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, 1994.
Teknik Budidaya Ikan Kakap Putih di Keramba Jaring Apung
Strategi Pembesaran Ikan Kakap Putih dalam Keramba Apung
Manfaat dan Potensi Bisnis Budidaya Ikan Kakap Putih
Keunggulan Budidaya Ikan Kakap Putih di Keramba Jaring Apung
Panduan Praktis Budidaya Ikan Kakap Putih untuk Pemula
Inovasi Terbaru dalam Pembesaran Ikan Kakap Putih
Peran Keramba Jaring Apung dalam Budidaya Ikan Kakap Putih
Peluang Pasar Bisnis Ikan Kakap Putih di Industri Perikanan
Penerapan Teknologi Terkini dalam Budidaya Ikan Kakap Putih
Faktor Kunci Keberhasilan Budidaya Ikan Kakap Putih
Tantangan dan Solusi dalam Pembesaran Ikan Kakap Putih
Kualitas Ikan Kakap Putih di Pasar dan Daya Saingnya
Pengelolaan Lingkungan pada Budidaya Ikan Kakap Putih
Potensi Ekspor Ikan Kakap Putih dari Budidaya Keramba Jaring Apung
Kiat Sukses Memulai Usaha Budidaya Ikan Kakap Putih
Pola Konsumsi Ikan Kakap Putih di Masyarakat
Manfaat Ekonomi Budidaya Ikan Kakap Putih untuk Petani
Trend Pasar Ikan Kakap Putih di Tingkat Lokal dan Global
Keberlanjutan Budidaya Ikan Kakap Putih dalam Keramba
Tips Memilih Lokasi Ideal untuk Budidaya Ikan Kakap Putih
Post a Comment for "Budidaya Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung"
Post a Comment