Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Ikan Bandeng

Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu jenis ikan konsumsi yang sangat populer di wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Filipina. Ikan ini tidak hanya digemari karena rasanya yang lezat dan gurih, tetapi juga karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Secara taksonomi, ikan bandeng merupakan satu-satunya spesies yang masih bertahan dalam keluarga Chanidae, sehingga memiliki posisi unik dalam dunia biologi perikanan. Dalam perdagangan internasional, ikan ini dikenal dengan nama "milkfish" karena warna dagingnya yang putih menyerupai susu. Bandeng juga memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi, baik di perairan laut maupun tambak air payau, menjadikannya salah satu komoditas perikanan yang penting secara ekonomi dan budidaya.

Dari sisi nilai gizi, ikan bandeng merupakan sumber protein hewani yang sangat baik. Protein dalam ikan ini berperan penting dalam pembentukan otot, jaringan tubuh, dan menjaga sistem imun. Selain itu, bandeng juga mengandung lemak sehat, terutama asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan jantung, fungsi otak, dan menurunkan risiko peradangan. Tak hanya itu, ikan bandeng juga menyediakan berbagai mineral penting seperti kalsium, fosfor, dan zat besi, serta vitamin-vitamin seperti vitamin A, B kompleks, dan D. Keunggulan lainnya adalah kandungan kolesterol yang sangat rendah, menjadikannya pilihan ideal bagi orang-orang yang ingin menjaga pola makan sehat dan seimbang.

Secara morfologis, ikan bandeng memiliki bentuk tubuh yang khas, yakni memanjang dan agak gepeng dengan sirip ekor bercabang dua yang menandakan kemampuannya sebagai perenang cepat. Tubuhnya dilapisi sisik cycloid yang bertekstur halus dan berwarna keperakan dengan kilau kehijauan atau kebiruan, menciptakan tampilan yang elegan. Salah satu ciri unik ikan ini adalah matanya yang tertutup oleh lapisan lemak transparan (adipose eyelid), yang berfungsi sebagai pelindung saat berenang di air yang keruh atau berarus. Sirip perut dan sirip duburnya terletak di bagian tubuh yang juga tertutup oleh sisik, menunjukkan struktur tubuh yang ramping dan aerodinamis. Warna dagingnya putih susu, teksturnya lembut, dan mudah menyerap bumbu, sehingga sangat cocok diolah menjadi berbagai masakan khas seperti bandeng presto, bandeng panggang, pepes bandeng, hingga abon bandeng.


Klasifikasi ikan bandeng

Klasifikasi Ilmiah Ikan Bandeng

Dalam dunia biologi, setiap makhluk hidup diklasifikasikan secara sistematis untuk memudahkan identifikasi, studi, dan pengelompokannya berdasarkan ciri-ciri morfologi, genetik, dan perilaku. Ikan bandeng, yang dikenal secara ilmiah sebagai Chanos chanos, merupakan satu-satunya spesies yang tersisa dalam famili Chanidae. Hal ini menjadikan bandeng sebagai spesies yang unik dan menarik untuk diteliti, baik dari sisi evolusi maupun ekologi. Klasifikasi ilmiah juga sangat penting dalam bidang perikanan dan budidaya, karena membantu para peneliti dan pembudidaya memahami karakteristik biologis yang memengaruhi pertumbuhan, reproduksi, dan habitat ikan ini.

Berikut adalah klasifikasi ilmiah ikan bandeng:
  • Kingdom (Kerajaan): Animalia
Ikan bandeng termasuk dalam kelompok hewan multiseluler yang mampu bergerak aktif dan memiliki sistem pencernaan lengkap.
  • Phylum (Filum): Chordata
Bandeng tergolong dalam hewan bertulang belakang (vertebrata), ditandai dengan adanya notokorda pada tahap embrio, sistem saraf dorsal, dan insang pada fase tertentu.
  • Class (Kelas): Actinopterygii (dulu sering disebut Pisces)
Termasuk ikan bersirip kipas, yaitu kelompok ikan bertulang sejati yang memiliki sirip dengan struktur jari-jari tulang (fin rays).
  • Order (Ordo): Gonorynchiformes (dulu diklasifikasikan dalam Malacopterygii)
Kelompok ini mencakup ikan-ikan air laut yang memiliki ciri khas struktur pencernaan dan pendengaran yang unik.
  • Family (Famili): Chanidae
Famili ini hanya memiliki satu genus yang masih bertahan, yaitu Chanos, menjadikan keluarga ini tergolong monogenerik.
  • Genus: Chanos
Merupakan satu-satunya genus dalam famili Chanidae, yang mencakup spesies bandeng sebagai anggotanya.
  • Species (Spesies): Chanos chanos
Spesies ini adalah satu-satunya wakil dari genus Chanos, yang dikenal luas sebagai ikan bandeng atau milkfish dalam bahasa Inggris.

Klasifikasi ini tidak hanya menunjukkan posisi ikan bandeng dalam pohon kehidupan, tetapi juga membantu mengungkap keterkaitannya dengan spesies lain, baik dari sisi genetik maupun ekologis. Pemahaman klasifikasi ini juga menjadi dasar bagi pengembangan ilmu perikanan, seperti teknik pemijahan, pemeliharaan, serta pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungan perairan tropis.

Kebiasaan hidup ikan bandeng

Morfologi Ikan Bandeng

Morfologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari bentuk, struktur, dan ciri fisik makhluk hidup. Dalam konteks ikan bandeng (Chanos chanos), pemahaman morfologi sangat penting terutama dalam kegiatan identifikasi, budidaya, dan manajemen kesehatan ikan. Ikan bandeng memiliki bentuk tubuh dan karakteristik fisik yang khas, yang membedakannya dari spesies ikan lain.

1. Bentuk dan Ukuran Tubuh

Ikan bandeng memiliki tubuh yang memanjang, ramping, dan agak pipih ke samping (fusiform). Bentuk tubuh ini sangat efisien untuk berenang cepat di perairan terbuka. Tubuh bandeng dewasa di alam liar dapat mencapai panjang hingga 1 meter, meskipun dalam budidaya umumnya hanya mencapai sekitar 40–50 cm. Bandeng memiliki garis tubuh yang halus dan aerodinamis, menjadikannya perenang yang lincah.

2. Warna Tubuh

Bagian punggung ikan bandeng berwarna hijau kebiruan atau kehijauan, sementara bagian perut dan sisi tubuhnya berwarna keperakan terang. Warna keperakan ini berfungsi sebagai kamuflase terhadap predator, membuatnya sulit terlihat dari bawah dan atas saat berada di dalam air. Dagingnya berwarna putih susu, yang menjadi alasan mengapa dalam bahasa Inggris disebut "milkfish".

3. Sirip dan Ekor

Ikan bandeng memiliki sirip ekor yang bercabang dua (forked caudal fin), yang merupakan ciri khas perenang cepat di laut. Sirip punggung (dorsal fin) berada di bagian tengah punggung, sedangkan sirip dada (pectoral fins) terletak di sisi tubuh dekat kepala. Sirip perut (pelvic fins) dan sirip dubur (anal fin) juga berkembang baik, membantu stabilitas saat berenang. Keseluruhan siripnya cukup fleksibel dan kuat.

4. Kepala dan Mata

Kepala bandeng berbentuk kecil dan meruncing dengan mulut terminal (terletak di ujung kepala). Salah satu ciri khas yang unik adalah mata bandeng yang tertutup oleh lapisan lemak bening, yang disebut adipose eyelid. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi mata dari partikel air saat berenang cepat, terutama di perairan berarus atau keruh.

5. Mulut dan Gigi

Bandeng memiliki mulut kecil tanpa gigi (edentulous). Ciri ini sesuai dengan kebiasaannya sebagai ikan herbivora atau omnivora ringan, yang lebih menyukai memakan plankton, ganggang mikro, dan detritus organik di dasar perairan. Struktur mulut yang sederhana ini memudahkan proses pengambilan makanan dari substrat atau permukaan air.

6. Sisik dan Kulit

Sisik bandeng berjenis cycloid, yaitu sisik berbentuk bulat tipis, halus, dan licin. Sisik ini tersusun rapi menutupi seluruh tubuh, termasuk di sekitar sirip perut dan dubur. Warna sisik biasanya keperakan dengan kilau metalik, dan mudah terlepas saat disentuh. Fungsi sisik tidak hanya sebagai pelindung fisik, tetapi juga membantu dalam mengurangi gesekan saat berenang.

7. Organ Dalam dan Saluran Pencernaan

Sebagai ikan pemakan tumbuhan, bandeng memiliki usus yang sangat panjang, sekitar 9 kali panjang tubuhnya. Ini merupakan adaptasi morfologi terhadap pencernaan bahan nabati yang mengandung selulosa. Organ pencernaan lainnya seperti lambung, hati, dan pankreas berkembang dengan baik untuk mendukung efisiensi penyerapan nutrisi dari makanan yang kaya serat.

Sifat Umum dan Kebiasaan Hidup Ikan Bandeng di Alam

Ikan bandeng merupakan ikan yang memiliki daya adaptasi sangat tinggi terhadap lingkungan perairan. Di habitat alaminya, ikan bandeng dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 meter. Namun, dalam kondisi budidaya, ukuran maksimalnya biasanya sekitar 0,5 meter. Keunikan utama ikan bandeng adalah kemampuannya sebagai ikan eurihalin, yaitu mampu bertahan hidup pada rentang salinitas yang sangat luas — dari air laut asin hingga air tawar. Meskipun habitat aslinya adalah laut, ikan ini dapat beradaptasi di perairan payau dan bahkan air tawar, sehingga cocok dibudidayakan di tambak-tambak dekat pesisir pantai.

Secara geografis, ikan bandeng tersebar luas di wilayah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Wilayah penyebarannya mencakup pantai timur Afrika, kepulauan Tuamotu di timur Tahiti, hingga wilayah selatan Jepang dan utara Australia. Ikan bandeng dewasa umumnya hidup di perairan litoral (dekat pantai), terutama di perairan yang jernih, berpasir, dan berkarang pada kedalaman 10–30 meter. Kebiasaannya adalah hidup berkelompok di sekitar pulau-pulau kecil yang memiliki ekosistem koral atau di daerah pesisir yang terlindungi.

Siklus hidup ikan bandeng dimulai ketika larva yang baru menetas (disebut nener) bermigrasi dari laut menuju perairan estuari seperti rawa-rawa mangrove, daerah muara sungai, dan kadang-kadang danau. Setelah dewasa, ikan-ikan ini kembali ke laut untuk hidup dan berkembang biak. Proses ini dikenal sebagai migrasi diadromous (mirip dengan ikan salmon). Selama masa pemijahan, induk bandeng berkumpul di laut terbuka yang jernih, biasanya sekitar 9 km dari garis pantai, untuk melepas telur di perairan dengan kedalaman hingga 50 meter.

Nener atau anakan ikan bandeng

Kebiasaan Makan dan Siklus Reproduksi Ikan Bandeng

Ikan bandeng tergolong herbivora, meskipun sesekali memakan partikel organik kecil lainnya. Mulutnya tidak memiliki gigi dan bentuknya kecil, sesuai dengan pola makannya yang mengandalkan ganggang mikroskopis seperti fitoplankton dan klekap — lapisan tipis ganggang biru-hijau yang tumbuh di dasar tambak. Untuk mencerna makanan berserat nabati, ikan ini memiliki usus yang sangat panjang, yakni sekitar sembilan kali panjang tubuhnya. Hal ini menunjukkan sistem pencernaannya telah beradaptasi untuk mengolah bahan nabati yang sulit dicerna.

Meskipun tergolong pemakan tumbuhan, ikan bandeng memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Dalam budidaya tambak, bandeng bisa mencapai berat rata-rata 600 gram hanya dalam waktu 5–6 bulan. Pertumbuhan yang efisien ini menjadikannya salah satu ikan budidaya paling potensial di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Siklus reproduksi ikan bandeng berlangsung di laut lepas. Telurnya sangat kecil dan lembut, berukuran sekitar 1,2 mm dan akan mengapung di permukaan laut setelah dilepaskan oleh induknya. Seekor induk bandeng bisa menghasilkan hingga 5,7 juta butir telur dalam satu musim pemijahan. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu sekitar 24 jam menjadi larva nener dengan ukuran sekitar 5 mm. Larva ini kemudian akan terbawa arus laut menuju pesisir dan masuk ke perairan payau atau muara sungai, tempat mereka tumbuh hingga cukup dewasa.

Di Indonesia, ikan bandeng telah menjadi komoditas budidaya yang penting, terutama di wilayah pesisir seperti Jawa, Sulawesi, dan Sumatra. Tambak-tambak bandeng tersebar luas di daerah pantai karena permintaan pasar yang tinggi dan nilai ekonomis yang menjanjikan. Selain sebagai ikan konsumsi, bandeng juga memiliki nilai budaya dan kuliner yang khas, seperti bandeng presto, bandeng tanpa duri, dan berbagai olahan lainnya yang populer di kalangan masyarakat.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandeng
http://blogbudirahayu93.blogspot.co.id/2014/04/makalah-perilaku-ikan-bandeng.html
https://books.google.co.id/books id=M1cXfkKCSx0C&pg=PA14&lpg=PA14&dq=ikan+bandeng&source=bl&ots=LWKzSxdJNd&sig=_19rMNJnDElikFZRVf7dc21Bplc&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Gambar: Search google picture
Update: Chat GPT Open AI (15/06/2025)

Pencarian:
  • cara budidaya ikan bandeng di tambak air payau
  • manfaat gizi ikan bandeng untuk kesehatan jantung
  • perbedaan bandeng laut dan jeda nener di muara
  • resep pepes bandeng tanpa duri lengkap
  • harga ikan bandeng per kg di pasar Pontianak
  • teknik pemijahan ikan bandeng di laut lepas
  • pakan alami untuk percepat pertumbuhan bandeng
  • analisis kandungan omega‑3 ikan bandeng segar
  • kelebihan dan kekurangan bandeng farmed vs wild
  • uji kualitas air tambak bandeng menggunakan kit sederhana
  • cara menghilangkan bau lumpur pada ikan bandeng
  • strategi pemasaran ikan bandeng beku online
  • efektivitas pakan T79 untuk pertumbuhan bandeng
  • langkah pemrosesan dan pembekuan bandeng segar
  • teknik membedakan bandeng jantan dan betina dewasa

Post a Comment for "Ikan Bandeng (Chanos chanos)"


Dalam diamnya perairan menyimpan berjuta rahasia, tulisan ini mencoba membisikkan sebutir darinya. Jika kamu merasakan getarnya, bantu kami terus menyelam—menjemput hikmah di kedalaman yang tak terlihat.

🐬 Dukung Dunia Perairan di Sociabuzz