Sekilas Tehnik Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Terpal
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Budidaya ikan Lele Dumbo dinilai memiliki prospek baik di masa depan karena keunggulan yang dimilikinya. Pemeliharaan ikan Lele Dumbo relatif mudah dan mampu hidup dalam air yang kualitas kurang baik sekalipun. Pertumbuhan ikan ini juga relatif cepat jika dibandingkan dengan lele lokal dan cepat tumbuh dam waktu pemeliharaan yang cukup singkat. Disamping itu, Lele Dumbo juga memiliki kandungan gizi yang tinggi dan rasa daging yang gurih sehingga permintaan ikan Lele Dumbo di pasaran saat ini cukup tinggi.

Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo pada umumnya dilakukan dikolam konvesional seperti kolam galian dan kolam beton. Budidaya pada kolam konvensional memiliki kekurangan dan resiko yang cukup berat yang dapat menyebabkan kegagalan atau pun kerugian pada pelaku utama atau pembudidaya ikan. Oleh karenaya peru adanya alternatif solusi dalam melakukan budidaya selain menggunakan kolam konvensional. Apalagi untuk daerah yang kondisi atau sumber airnya sangat minim alternatif solusi sangat dibutuhkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka “Budidaya Lele Di Kolam Terpal adalah solusi yang baik untuk di terapkan.
Kelebihan dan Keuntungan Penggunaan Kolam Terpal
Kolam Terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Penggunaan kolam terpal dapat mengatasi risiko-risiko yang terjadi pada kolam gali maupun kolam semen. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal dengan ukuran ketebalan 0,09 mm. Terpal seperti ini sering digunakan oleh tukang reparasi sepatu, umumnya berwarna hitam, putih, atau biru. Disarankan untuk menggunakan terpal berwarna hitam karena tidak mudah terlihat kotor. Selain itu, lele juga akan merasa nyaman tidur di tempat gelap. Pada kolam gali, hal ini ditunjukkan oleh perilaku lele yang suka berkumpul dalam lubang-lubang di dinding kolam.
a. Sangat Tepat Untuk Lele Dumbo
Pada hakekatnya, kolam terpal dapat digunakan untuk budi daya pembesaran semua jenis ikan air tawar seperti mujair, nila, mas, dan lele lokal. Namun demikian, pemanfaatannya untuk pemeliharaan lele dumbo dianggap mempunyai nilai lebih dan prospek pasar yang cukup baik. Sebagai gambaran, lele lokal memerlukan waktu pemeliharaan selama 9 bulan hingga layak dipanen, sedangkan lele dumbo hanya 3 bulan. Prospek lele dumbo ini ditandai dengan semakin maraknya penjaja pecel lele di pingir jalan. Di pasar lokal hampir selalu terdapat penjual lele dumbo untuk konsumen. Restoran-restoran pun banyak yang menyediakan menu lele.
b. Dapat Dibuat Dilahan Yang Sempit
Usaha pembesaran lele dumbo dengan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Dalam setiap meter persegi kolam terpal dapat dipelihara lele dumbo sebanyak 50 - 70 ekor. Dengan pedoman ini, dapatlah ditentukan luas kolam yang akan dibuat sesuai lahan yang tersedia.
Lebar kolam tidak boleh lebih dari 3 m agar bagian dalam kolam tetap dapat terjangkau tangan sehingga proses pembersihan maupun pengambilan ikan menjadi lebih mudah. Dengan kondisi lahan yang relatif sempit berarti kegiatan ini bukanlah monopoli masyarakat pedesaan. Masyarakat di wilayah perkotaan pun memungkinkan untuk mencoba kegiatan ini.
Jika tersedia lahan yang cukup luas dan ada rencana untuk membuat beberapa kolam terpal maka dianjurkan untuk memulainya dengan I unit kolam dengan ukuran lebar I m dan panjang 2 m. Setelah itu, barulah dibuat kolam terpal dengan ukuran lebar 3 m, panjang 6 m, dan tinggi I m dengan kapasitas 1.000 ekor lele.
Sarana air bersih untuk mengisi kolam harus tersedia. Sumber air ini dapat berasal dari sungai, sumur gali, sumur pompa, atau air PAM. Air tersebut akan digunakan untuk mengisi kolam pada saat awal, untuk menambah (jika volume air dalam kolam berkurang karena proses penguapan), dan untuk mengisi kolam kembali sehabis pengurasan.
c. Terhindar Dari Pemangsa Ikan
Di dalam kolam terpal tidak pernah ditemukan binatang seperti kepiting, ular air, apalagi biawak. Namun, binatang ini akan sering dijumpai di dalam kolam gali, dan memangsa ikan-ikan piaraan. Keadaan di sekitar kolam terpal yang selalu bersih akan mengurangi datangnya binatang-binatang ini untuk masuk ke dalam kolam.
d. Tingkat Kematian Jauh Lebih Rendah
Tingkat kematian (mortalitas) tertinggi dari populasi ikan piaraan dengan menggunakan kolam terpal dapat diperkirakan hanya mencapai 3 %. Sementara, tingkat mortalitas dalam kolam gali dapat mencapai 10 – 30 %. Jika dibandingkan, hal tersebut jelas sangat jauh berbeda. Dengan tingkat kematian yang rendah maka diharapkan akan diperoleh keuntungan usaha yang maksimal. Sebagai gambaran, dalam kegiatan uji terap dengan menggunakan kolam berukuran lebar 3 m, panjang 6 m, dan tinggi 1 m dapat diperoleh keuntungan usaha sebesar Rp 385.000,00 per masa panen (3 bulan). Meskipun demikian, tingkat kematian lele dalam kolam terpal belum dapat ditekan hingga 0 % (dalam arti tidak ada yang mati). Tingkat mortalitas 0 % tidak mungkin dapat dicapai selama pemeliharaan tersebut karena pada kenyataannya selalu terdapat ikan yang pertumbuhannya kecil (kerdil) sehingga dimangsa oleh ikan yang lebih besar (kanibalisme).
e. Dapat dilengkapi Pengatur Volume Air
Kolam terpal dilengkapi dengan alat pengatur volume air yang akan bermanfaat untuk memudahkan penggantian air maupun pemanenan. Selain untuk menghindari banjir, alat ini juga mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan. Penggantian air di dalam kolam dilakukan pada saat air telah tampak keruh akibat kotoran lele dan sisa-sisa makanan. Penggantian air juga perlu dilakukan pada waktu diadakan penyortiran (pengambilan lele yang pertumbuhannya kerdil). Dengan adanya alat pengatur volume air maka proses penggantian air menjadi lebih mudah.
Pada saat dilakukan pemanenan, bagian alat ini dibuka sehingga air di dalam kolam akan mengalir ke luar hingga kolam mengering. Lain halnya dengan kolam gali yang pada saat pemanenan sangat memerlukan tenaga maupun biaya karena air di dalam kolam harus ditimba atau dipompa ke luar kolam. Ketinggian air di dalam kolam yang ideal untuk bibit lele hingga usia 1 bulan adalah 30 cm. Jika ketinggian air lebih dari itu (misalnya 40 cm, 50 cm, atau 60 cm) maka lele seusia tersebut akan sulit bergerak sampai ke permukaan air untuk mengambil pakan yang mengambang atau untuk menjalankan proses pernapasan. Terkadang lele tidak mampu berenang sampai ke permukaan air. Kalaupun lele mampu sampai ke permukaan air, biasanya dengan gerakan yang dipaksakan.
Setelah berusia 1 - 3 bulan, ketinggian permukaan air di dalam kolam ditambah secara berangsur-angsur hingga mencapai ketinggian 60 cm agar lele leluasa bergerak. Lele yang mengalami kesulitan bergerak sampai ke permukaan air harus segera diatasi agar pertumbuhannya tidak terganggu (menjadi kecil atau kerdil) bahkan mati. Pada saat musim hujan, tambahan air dari curah hujan yang masuk ke dalam kolam akan keluar secara otomatis melalui lubang-lubang pengaman pada bagian alat tersebut. Cara membuat alat pengukur volume air dan fungsinya akan dibahas khusus dalam.
f. Mudah Dipindah-pindah
Kolam terpal dapat dengan mudah dipindah-pindahkan letaknya sesuai dengan keiinginan. Jika kolam berada di halaman yang sempit dan tempat tersebut akan digunakan untuk suatu keperluan, misalnya pesta, maka lele segera dipanen dan kolam dapat digulung kemudian disimpan sementara. Pembuatan kolam terpal juga dapat dijadikan peluang usaha. Kolam terpal ini dapat dibuat dan dijual secara khusus dalam satu paket karena kolam terpal dapat dengan mudah dipindahkan.
g. Dapat Dijadikan Peluang Usaha Mikro dan Makro
Kolam terpal dapat dijadikan kegiatan usaha dalam skala mikro untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan memanfaatkan waktu luang dan mengupayakan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga (protein hewani). Selain usaha skala mikro, kolam terpal dapat pula untuk usaha skala makro (kegiatan agribisnis) yang berorientasi pada rencana target hasil, periodisasi produk, dan kontinuitas produk untuk memenuhi permintaan pasar.
h. Hasil Berkualitas
Lele yang dihasilkan dari kolam terpal akan tampak lebih bersih dengan warna putih kebiru-biruan dan timbangannya pun seragam. Penampilan ini sangat berbeda dibandingkan dengan lele hasil kolam gali yang tampak kotor dan berwarna kehitam-hitaman.
Kolam terpal sangat mudah dibuat karena hanya memerlukan keterampilan melipat dan menentukan ukuran terpal yang akan dijadikan kolam. Ukurannya dapat disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Apalagi saat sudah tersedia kolam terpal yang siap pakai dengan berbagai ukuran dan dijual secara online. Setiap unit kolam dengan ukuran tertentu akan menentukan jumlah lele yang akan dipelihara di dalamnya. Meskipun demikian, disarankan ukuran setiap unit kolam maksimum lebar 3 m, panjang 6 m, dan tinggi 1 m. Kolam terpal ukuran tersebut ideal untuk pemeliharaan bibit lele sebanyak 1.000 ekor.
BACA LEBIH LENGKAP "CARA MEMBUAT KOLAM TERPAL"
Baca Juga
- Budidaya Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba Jaring Apung
- Lengkap Cara Budidaya Pembenihan dan Pembesaran Lobster Air Tawar (LAT)
- Sekilas Pelaksanaan Budidaya Ikan Belut
- Tahapan Kegiatan Budidaya Pembenihan Ikan Lele (Clarias Sp.)
- Harga Pakan Lele Mahal? Beralih lah ke Budidaya Lele Organik
Untuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan maka kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai lele. Oleh karena itu, kolam terpal yang telah dibuat harus disesuaikan terlebih dahulu. Bibit lele yang baru dibeli juga harus diadaptasikan dan diberi perlakuan sebelum dimasukkan ke dalam kolam.

Cara Awal Pengisian Air Dan Bibit
Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan menggunakan kain atau sikat. Pencucian ini mutlak dilakukan untuk menghilangkan bau atau zat kimia lainnya yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu, bagian dalam kolam dikeringkan pipa pembuangan. Setelah itu, menyiapkan tanah yang halus atau lumpur yang sudah jadi untuk dimasukkan ke dalam kolam terpal dengan ketebalan kurang lebih 10 cm. Sebaiknya tanah atau Lumpur yang telah jadi tersebut tidak mengandung pestisida atau bahan kimia yang dapat mematikan ikan.
Kolam diisi dengan air setinggi kurang lebih 10 cm dari atas permukaan lumpur. Perendaman lumpur dilakukan sekitar 3 - 4 hari (lebih lama akan lebih baik). Proses tersebut untuk menstabilkan keadaan air kolam, misalnya mengendapkan partikel-partikel yang dapat membahayakan pertumbuhan bibit lele. Jika proses perendaman lumpur tersebut tidak dilakukan, maka kematian bibit akan relatif besar. Pada saat proses perendaman lumpur ini, benih jangan dimasukkan dahulu.
Setelah proses perendaman lumpur, air kolam ditambah hingga setinggi 30 cm. Kedalaman tersebut sangat ideal bagi bibit yang sewaktu-waktu bergerak ke permukaan air untuk proses pernafasannya. Jika kedalamannya melebihi tinggi air tersebut maka lele akan lebih banyak mengeluarkan energi untuk bergerak ke permukaan air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan badannya.
Langkah kedua
Selanjutnya disiapkan bibit sebanyak 1.000 ekor yang berukuran kurang lebih 10 cm berat sekitar 10 - 12 g per ekor. Pemeliharaan dalam kolam terpal, sebaaiknya tidak menggunakan bibit yang berukuran kecil (3 - 5 g) agar tidak terjadi banyak kematian. Jadi, bibit yang layak untuk kolam terpal harus berukuran sebesar pensil, sedangkan yang harus dihindari adalah pemakaian bibit sebesar batang korek api. Namun, pemakaian bibit berukuran lebih besar akan lebih baik dan waktu pemeliharaan lebih cepat (misalnya 2,5 bulan sudah mencapai ukuran layak dikonsumsi). Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam. Bibit yang ada dalam bungkusan kantong plastik tersebut harus dituangkan bersama airnya ke dalam ember. Kemudian setiap satu jam ditambahkan air dari kolam ke dalam ember tersebut. Penambahan air tersebut dilakukan hingga 3 kali. Tujuannya, agar bibit lele dapat beradaptasi dengan suhu air dalam kolam. Setelah itu, bibit yang telah diadaptasikan tersebut dimasukkan ke dalam kolam terpal. Pemberian pakan berupa pelet yang telah dihaluskan dapat diberikan setelah beberapa jam kemudian.
Perawatan Lele Dalam Kolam Terpal
Perawatan lele di kolam terpal pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam terpal adalah sebagai berikut.
1. Penambahan air dalam kolam terpal Bila air dalam kolam terpal berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali. Panambahan air dilakukan dari tinggi awal 30 cm hingga menjadi 60 cm secara bertahap setiap bulan (dalam sebulan, air perlu ditambah setinggi 10 - 15 cm). Air kolam setinggi 30 cm merupakan kondisi ketinggian air saat benih dimasukkan ke dalam kolam, sedangkan tinggi air kolam 60 cm merupakan ketinggian air saat ikan memasuki usia 3 bulan.
2. Penggantian air
Penggantian air dilakukan saat air kolam mulai tampak kotor Saat membersihkan kotoran, pralon B dipasang untuk mengurangi air, tetapi air di dalam kolam jangan sampai habis. Dengan demikian, lele tetap terendam air di dalam kolam. Pada saat melakukan kegiatan ini, lele yang pertumbuhannya lambat (berukuran kecil) diambil untuk dikonsumsi. Sebenarnya lele dumbo dapat hidup dan berkembang di dalam air kotor (misalnya air comberan). Namun, dagingnya akan berbau tidak sedap dan warna kulitnya pun kehitam-hitaman sehingga akan mengurangi minat konsumen.
3. Tanaman pelindung dalam kolam
Tanaman pelindung di dalam kolam berfungsi untuk melindungi lele dari terik sinar matahari. Selain itu, tanaman juga dapat mengisap kotoran di dalam air. Jenis tanaman pelindung yang biasa digunakan yaitu apu-apu dan enceng gondok. Dalam satu kolam cukup dipilih salah satu tanaman tersebut. Jumlah tanaman di dalam kolam dibatasi hingga sepertiga bagian dari luas permukaan air kolam. Pertumbuhan akar eceng gondok pun harus dibatasi dan harus dikurangi secara berkala. Untuk membatasi pertumbuhannya yaitu dengan memberi pembatas berupa bambu yang diapungkan dan diberi tali serta bandul batu pada kedua ujungnya. Cara ini dilakukan selain tanaman tampak rapi juga agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kolam. Cahaya matahari dibutuhkan dalam proses pertumbuhan lele.
4. Pemberian pakan
Bibit lele yang masih kecil ukuran lubang mulutnya pun kecil sehingga pakan pelet yang diberikan harus dihaluskan (digerus). Pemberian pelet halus dilakukan selama I minggu. Setelah itu, pakan tidak perlu dihaluskan. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari pada jam tertentu dan berkesinambungan.
Upaya untuk menekan pengeluaran biaya pembelian pakan lele dumbo terus dilakukan. Pakan lele berupa pelet buatan pabrik dianggap sangat mahal. Solusinya yaitu dengan memberikan ikan rucah sebagai pakannya. Pemberian pakan alternative berupa ikan rucah mampu menekan biaya terhadap pembelian pakan lele (pelet) yang diberikan saat lele berusia I bulan - 3 bulan.
Jika di lingkungan sekitar terdapat atau mudah ditemukan ikan rucah dapat dimanfaatkan untuk pakan substitusi, sedangkan pakan substitusi seperti limbah dapur dapat diperoleh dari warung-warung nasi atau restoran. Untuk mengumpulkan limbah tersebut, sebaiknya disediakan tempat (ember) limbah yang dapat diambil setiap waktu. Demikian pula, jika di lingkungan sekitar terdapat peternakan ayam. Ayam-ayam yang mati dapat digunakan untuk pakan lele dengan cara dibakar sebelum diberikan. Pakan substitusi ini mulai diberikan pada saat lele berusia satu bulan.
5. Panen
Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
Demikian ulasan singkat tentang cara pembesaran ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di kolam terpal. Sumber tulisan di muat dari "http://syamsulhadi42.blogspot.com/2014/12/budidaya-lele-di-kolam-terpal.html". Sumber gambar dari search google picture "ikan lele dumbo, pembesaran ikan lele dumbo, kolam terpal, pemeliharaan ikan lele di kolam terpal". Sekian semoga menjadi bacaan yang bermanfaat dapat menambah wawasan kita! terimakasih.
Demikian ulasan singkat tentang cara pembesaran ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di kolam terpal. Sumber tulisan di muat dari "http://syamsulhadi42.blogspot.com/2014/12/budidaya-lele-di-kolam-terpal.html". Sumber gambar dari search google picture "ikan lele dumbo, pembesaran ikan lele dumbo, kolam terpal, pemeliharaan ikan lele di kolam terpal". Sekian semoga menjadi bacaan yang bermanfaat dapat menambah wawasan kita! terimakasih.
Post a Comment for "Sekilas Tehnik Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Terpal"
Post a Comment