Sekilas Tehnik budidaya Ikan Hias Manfish (Pterophylum scalare)
Memilih lokasi yang ideal tidak bisa sembarangan karena menyangkut uang dan kelangsungan usaha. Berikut ini beberapa hal yang patut diperhatikan dalam memilih lokasi hatchery.
Dari aspek ekonomi usaha hatchery haruslah menguntungkan, tanpa mengesampingkan lingkungan sekitarnya (aspek sosial). Maksudnya walaupun usaha hatchery menguntungkan, namun harus dijaga agar masyarakat sekitarnya tidak merasa dirugikan akibat pembuangan air bekas yang sembarangan dan sebagainya. Untuk itu ada beberapa aspek ekonomi dan social yang perlu diperhatikan.
Bila unit hatchery dekat dengan daerah pengembangan budidaya, keuntungan yang didapat adalah soal pemasaran hasil produksi (benih). Jarak hatchery ke lokasi pengembangan budi daya maksimum 8 jam agar benih tidak stress atau mati.
Negara kita adalah Negara hokum, maka kehadiran hatchery harus mengikuti peraturan pemerintah setempat. Oleh sebab itu, sebelum membangun hatchery perlu menghubungi Dinas Perikanan untuk meminta pertimbangan kelayakan usaha. Kalau dapat dikembangkan, pembenih segera mengurus SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan) untuk kelancran usahanya.
Sumber energy listrik dalam unit hatchery dapat diibaratkan sebagai jantung manusia. Tanpa energy listrik, kegiatan operasional pembenihan tidak berjalan sesuai rencana. Energy listrik digunakan sebagai penggerak blower, pompa celup, dan penerangan. Karenanya tenaga listrik disalurkan selama 24 jam. Sumber energy listrik diperoleh dari mesin genset atau PLN. Namun yang baik didatangkan dari PLN bila ditinjau dari tegangannya maupun kebersihannya. Jika digunakan genset akan muncul asap sisa pembakaran dan tumpuhan solar yang akan mengganggu kehidupan larva.
Air harus mudah didapatkan karena air merupakan media sangat penting bagi kegiatan pembenihan. Air diperlukan untuk media pemeliharaan dan kebutuhan manusia sendiri. Air bisa diperoleh dari aliran ledeng (PAM) maupun dengan jalan membuat sumur sendiri.
E. Dekat perkampungan
Dekat dengan perkampungan diharapkan tenaga kerja mudah didapatkan dengan upah normal. Yang dimaksud dengan tenaga kerja disini adalah tenaga kerja tidak tetap, misalnya untuk membuat bak. Disamping itu, dari segi keamanan pun akan terjamin.
Aspek Teknis
Untuk melaksanakan usaha pembenihan ikan manfish mutlak dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Dibawah ini adalah sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembenihan ikan manfish :
1. Bangunan hatchery, yang digunakan untuk pembenihan ikan manfish agar terkontrol.
2. Sumber air ; air yang digunakan untuk pembenihan dapat berasal dari air sumur maupun PDAMdengan peryaratan air mengandung ph 6,5- 7,5, oksigen terlarut 6-8 ppm dan nilai dH 4.
3. Pompa air ; digunakan untuk mendistribusikan air.
4. Blower ; digunakan untuk menyuplai kebutuhan oksigen terlarut dalam akuarium yang dipasang secara paralel.
5. Bak penampungan permanen ; dugunakan sebagai wadah penampungan air untuk menetralkan air yang berasal dari sumbernya sehingga kualitasnya sesuai untuk media hidup ikan.
6. Instalasi listrik ; digunakan untuk mengoperasikan pompa, blower, serta penerangan.
7. Freezer ; sebagai penyimpan pakan pakan beku (cacing darah dan daphnia) agar tetap awet.
8. Akuarium ; digunkan sebagai media pemeliharaan induk, penetasan telur dan pemeliharaan larva.
- Ukuran 100 x 60 x 60 cm
- Ukuran 100 x 50 x 40 cm
- Ukuran 50 x 50 x 40 cm
- Ukuran 20 x 20 x 15 cm
- Seser :Untuk larva ikan atau makhluk renik lainnya mata jaringnya harus halus. Konstruksinya disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan tempat hidupnya ikan hias.
- Selang : Untuk mengeringkan atau mengisi air akuarium. Sebagai penyalur oksigen dari blower.
- Alat Pembersih akuarium : Pisau pembersih kaca (guillet, dll), batu magnit pembersih kaca, sponge atau lap
- Filter dengan pompa air : Berfungsi sebagai pembersih air secara mekanis
- Thermometer : sebagai pengukur suhu
- Heater dan Thermostat : Berfungsi sebagai pemanas dan pengatur panas air dalam akuarium
- pH meter : fungsinya seperti pengatur kadar garam hanya yang diukur adalah banyaknya kadar ion H dan OH (Hidroksil), dengan mengetahui pH dapat diatur dengan menambah basa atau asam sesuai dengan pH yang tepat untuk ikan
- Lampu listrik : Berfungsi sebagai penerangan ditempat gelap, berfungsi sebagai pemanas air.
- Potongan paralon : Berfungsi sebagai tempat melekatkan telur manfish.
11. Obat-obatan
12. Tenaga kerja, dan lain-lain.
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 7 bulan dengan ukuran panjang ±7,5 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dipelihara dengan baik, antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing tubifex, atau chironomous dengan frekuensi pemberian dua kali sehari (pagi dan sore) karena jenis-jenis pakan tersebut memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga akan mempercepat perkembangan gonad.
Perbedaan induk jantan dan betina dapat dicirikan sebagai berikut :
- Pada umur yang sama, ukuran tubuh induk jantan lebih besar dibandingkan dengan induk betina.
- Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung.
- Bentuk badan lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina.
- Ukuran tubuh yang lebih kecil.
- Bentuk kepalanya yang lebih kecil.
- Bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
- Bagian antara sirip punggung dan kepala membentuk garis lurus.
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 50 x 50 x 40 cm dengan ketinggian air ±30 cm. Akuarium dilengkapi dengan aerator untuk menyuplai oksigen. Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya potongan pipa paralon, botol, pecahan porselen, pecahan kaca, pecahan genteng, seng, ataupun dinding akuarium yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan. Karena ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa cacing tubifex, chironomous atau daphnia (kutu air).
Setelah proses pemijahan selesai maka sebaiknya telur yang menempel pada substrat segera dipindahkan ke akuarium penetasan telur (berukuran 20 x 20 x 15 cm) untuk ditetaskan yang sebelumnya telah diaerasi selama 1-2 hari. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain methyline blue dengan dosis 1 ppm. Peletakan akuarium pada tempat yang gelap dan terang menghasilkan tingkat penetasan berbeda, dimana tempat yang agak terang tingkat penetasannya lebih tingi karena tingkat pertumbuhan jamur relative rendah. Untuk menjaga kestabilan suhu, maka pada media penetasan telur tersebut digunakan water heater yang dipasang pada suhu 27-28 oC. Setelah 8-10 jam, telur yang semula bening kekuningan mulai berubah warna menjadi agak gelap dan dibagian dalamnya kelihatan ada bintik kecil kehitaman. Perkembangan embrio akan terus berlangsung, sehingga 24-48 jam setelah pemijahan telur akan menetas dengan derajat penetasan telur (hatching rate) berkisar 70-90%. Larva akan bergerak-gerak, sebagian kecil ada yang lepas dari substrat dan jatuh ke dasar akuarium dan sebagian lagi menggantung pada substrat. Beberapa telur akan mulai ada yang berubah warna menjadi putih yang menadakan mulai busuk.
Bila proses penetasan telah maksimal maka substrat penempel telur diangkat, kemudian telur yang tidak menetas dan terkena jamur disipon menggunakan selang yang kecil. Langkah selanjutnya adalah perawatan larva hingga berumur ±2 minggu. Perlu diperhatikan bahwa umur 3-10 hari adalah saat yang krtis bagi kelangsungan hidup larva karena yolk sak sudah mulai habis dan burayak mulai beradaptasi dengan lingkungan dan makanan dari luar.
Setelah berumur ±2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan. Kegiatan pendederan ini dilakukan di dalam akuarium yang lebih besar (ukuran 100 x 50 x 40 cm) agar tidak terlalu padat dan dapat mempercepat pertumbuhan, padat tebarnya 70 ekor/m3. Selama pendederan ini pakan tambahan yang diberikan dapat berupa cacing tubifek utuh atau kutu air untuk mempercepat pertumbuhannya. Selai itu kualitas dan kuantitas airpun selalu dijaga agar ikan dapat tumbuh dengan optimal. Kegiatan pendederan ini terus berlangsung hingga benih mencapai umur satu bulan dengan ukuran yang dicapai biasanya berkisar 2-3 cm.
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Selama proses pemeliharaan yang berlangsung selama 30 hari terkadang terjadi berbagai penyakit, diantaranya velvet, jamur saprolegnia, dan white spot.
a. Velvet
Penyakit ini diakibatkan oleh parasit Oodinium dengan tanda-tanda ikan yang terjangkit terdapat selaput atau bercak kuning abu-abu di kulit atau sirip, ikan menggosok-gosokan tubuhnya ke substrat, frekuensi gerakan insang relative cepat dan biasanya ikan tidak mau makan bahkan apabila parah akan menyebabkan kematian. Parasit ini dapat menular secara cepat ke ikan lainnya. Penanggulangan penyakit ini dengan perendaman menggunakan garam kristal 1,25 garam per liter air. Bila masih tetap belum sembuh menggunakan cuprisulfat dengan stok solusen 10 gram/liter dosis pemakaiannya 1 tetes per 5 liter air. Alternatif lain pengobatan ikan yang terkena penyaklit ini dengan perendaman menggunakan methyline blue 1% dengan stok solusen 10 gram/liter dosis pemakaiannya 10 ml/10 liter air.
Penyakit yang disebabkan oleh organisme renik bernama ichthyopthyrius multifilis ini sangat cepat penularannya. Pada mulanya kelihatan bintik putih di kulit ikan kemudian menyerang sirip sampai ke insang. Berbeda dengan bintik putih yang disebabkan jamur, pada bintik putih ini tidak ada bangunan seperti benang atau serabut. Ikan yang terserang berat umumnya berenang di permukaan air dan menggosokan badannya ke substrat sehingga akan menimbulkan luka pada kulit atau insangnya, gerakan insangnya juga akan terlihat lebih cepat. Apabila serangan bintik putih ini parah dan meluas keseluruh tubuhnya maka akan menyebabkan kematian. Pengobatan ikan yang terserang bintik putih melalui perendaman menggunakan methyline blue dengan stok selusen 10 gram/liter dosis pemakaiannya 1 ml/10 liter air, alternatif lain dengan perendaman menggunakan cupri sulfat dengan stok solusen 10 gram/liter dosis pemakaiannya 1 tetes per 5 liter air.
Jamur saprolegnia merupakan jamur yang umum menyerang segala jenis ikan air tawar dalam segala tingkatan umur, mulai stadia telur sampai induk ikan. Biasanya penyakit ini merupakan infeksi sekunder akibat dari luka, serangan bakteri, dan sebagainya. Gejala penyakit akibat jamur saprolegnia adalah adanya bangunan seperti kapas berwarna putih, cokelat, abu-abu atau kehijauan di kulit, sirip, telur, maupun di tempat lainnya. Penyebaran penyakit ini sangat cepat menular, apabila tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kematian. Perendaman ikan yang terjangkit dapat melalui perendaman menggunakan methyline blue dengan stok selusen 10 gram/liter dosis pemakaiannya 1 ml/10 Pembenihan Ikan manfish (Pterophylum scalare) liter air atau dengan menggunakan malachite green dengan dosis yang sama dengan methyline blue.
Post a Comment for "Sekilas Tehnik budidaya Ikan Hias Manfish (Pterophylum scalare)"
Post a Comment