Sekilas Metode Pembenihan Ikan Hias Discus (Symphysodon diskus)
Metode Pembenihan Ikan Discus
Merawat Calon Induk
Calon induk ikan diskus dirawat dan dipelihara di akuarium. Untuk akuarium dengan berkapasitas 135 L atau yang berukuran 80 x 40 cm dapat diisi calon induk sebanyak 24 ekor diskus yang menginjak remaja. Seleksilah calon induk dengan sungguh-sungguh, karena nantinya generasi inilah yang diharapkan dapat memberikan keturunan unggul. Adapun criteria calon induk ikan diskus yang baik yaitu: Pertama calon induk harus sehat, sisik tersusun rapi, sirip tidak cacat di tunjang dengan bentuk yang bulat. Gerakannya wajar, tidak menyentak-nyentak ataupun terlalu lamban. Mata menonjol wajar, tidak melotot. Jika remaja diskus ini dipilih di antara kawannya, maka pastikanlah bahwa pilihan jatuh pada remaja diskus yang paling bongsor. Dengan kriteria sederhana ini diharapkan bakal kita peroleh induk-induk yang produktif, yang bukan saja menghasilkan anak yang banyak, namun juga mampu tumbuh wajar.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari dengan cacing sutra ataupun dengan jentik-jentik nyamuk. Makanan alami yang masih hidup ini harus dibersihkan dahulu sebelum diberikan kepada diskus. Hal ini dilakukan untuk menghindari bibit penyakit. Selain itu akuarium perlu dibersihkan 3 hari skali untuk membuang sisa makanan dan kotoran yaitu dengan cara cukup disifon dengan menggunakan selang.
Akuarium pemeliharaan ini sebaiknya dilengkapi dengan filter sudut, selain dengan aerator yang secara rutin mengeeluarkan gelembung udara. Untuk mengetahui suhu air setiap saat dipasang thermometer, sehingga dapat diambil langkah pencegahan sedini mungkin jika terjadinya kenaikan suhu maupun penurunan suhu secara drastis.
Seleksi Induk
Berbeda dengan ikan lain, seleksi induk harus dilakukan seketat mungkin. Seleksi induk secara sembrono akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Andaikan saja usaha pembenihan diskus ini hanya bersifat coba-coba dengan memelihara beberapa induk saja, seleksi induk harus tetap dilakukan secara sungguh-sungguh. Akibat langsung dari seleksi yang asal-asalan tidak lain adalah kegagalan.
Membedakan kelamin diskus dapat dilihat dari bentuk mulut dan hidung. Pada diskus dewasa, betina mempunyai bibir yang simetris, sama besar antara bibir atas dan bibir bawahnya. Sedangkan jantan, bibir atasnya lebih menonjol. Jika melihat hidungnya, maka jantan mempunyai bentuk hidung agak bengkok, dan ujung sirip punggunya meruncing.
Jika dilihat warna badan, maka akan terbuktilah induk jantan mempunyai badan yang lebih berwarna-warni dibandingkan dengan yang betina. Selain itu warnanya menyebar keseluruh tubuh, ini dapat dibuktikan terutama pada Green diskus. Betina Green mempunyai sedikit warna pada wajah dan badannya sedangkan jantan berwarna cerah seluruhnya.
Melihat gerakannya, rata-rata jantan mempunyai gerakan reflek lebih dominan dibandingkan dengan betina. Ini akan terlihat dari responnya menerima makanan. Jika kita berikan makanan kedalam akiuarium, jantan akan menunjukan ketangkasannya dengan mencapai makanan lebih dulu.
Cara yang di anggap paling tepat untuk membedakan jantan dan betina dengan cara melihat langsung alat reproduksi masing-masing induk. Karena alat kelamin ini tidak berapa besar, jalan satu-satunya dengan menggunakan kaca pembesar. Ikan jantan mempunyai alat kelamin agak runcing, sedangkan yang betina berbentuk lebar dan bulat.
Di dalam akuarium pemeliharaan biasanya mereka akan memilih sendiri pasangannya lalu memisahkan diri dari kelompoknya. Pasangan inilah yang kita ambil untuk dijadikan induk. Untuk merawat induk diskus digunakan akuarium yang berkapasitas 90 l atau Akuarium yang berukuran 70 x 40 x 35 cm, dengan akuarium yang berukuran ini memudahkan kita untuk membersihkan dan mengganti airnya.



Penyakit non parasiter adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor selain parasit. Biasanya faktor lingkungan dan makanan merupakan penyebab utama timbulnya penyakit tersebut. Penyakit non parasiter yang sering ditemukan menyerang ikan diskus antara lain :
Penyakit yang biasanya sering di temukan menyerang diskus adalah penyakit yang timbul karena kebanyakan makan. Hal ini mengakibatkan perut ikan menggelembung atau biasa dikenal dengan istilah bloat (bengkak). Jika didiamkan saja, maka akan menyebabkan kematian pada diskus tersebut. Jika bengkak tersebut dikarenakan oleh kelebihan cairan tubuh, maka penyembuhannya dapat menggunakan sebuah tablet Kanulase yang dilarutkan dalam 22,5 l air. Air diganti separuhnya hari selama satu minggu berturut-turut. Selama ikan berada dalam perawatan, seluruh sisi akuarium diberi penutup dengan kertas gelap. Selama itu pula ikan dipuasakan dan suhu air tetap dijaga pada 26 – 270C.
Akibat kebanyakan makan, juga dapat menyebabkan diskus sembelit (konstipasi). Penyakit ini sering dialami oleh diskus muda yang terus-menerus makan. Untuk menyembuhkannya dapat dilakukan dengan memandikan diskus dalam air larutan garam. Diskus tidak diberi makan selama beberapa hari hingga penyakitnya hilang. Untuk menghindari penyakit sembelit ini, maka biasakanlah mempuasakan diskus selama seminggu sekali.
Penyakit parasiter adalah penyakit yang timbul pada tubuh ikan yang disebabkan oleh adanya organ lain (parasit). Di antara penyakit ikan hias air tawar, yang paling banyak menyerang diskus, antara lain :
1. Bintik putih
Penyakit bintik putih disebabkan oleh protozoa Ichthyoptirius multifiliis. Penyakit yang biasa dikenal dengan nama white spot ini biasa menyerang pada sirip dan insang diskus. Ikan diskus yang terserang akan menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut : bagian yang terserang menunjukkan adanya bintik putih, banyak mengeluarkan lendir, frekuensi pernafasan meningkat, ikan sering berenang di permukaan air untuk menghirup udara langsung, dan warna badannya pucat. Bila ikan masih dapat bertahan maka pertumbuhan badannya akan terhambat. Cara pengobatan untuk penyakit white spot ini adalah :
Hampir sama dengan bintik putih, penyakit velvet pun disebabkan oleh protozoa. amun protozoa yang menyebabkan penyakit velvet adalah dari golongan Oodinium. Parasit ini biasanya menempel di bawah lapisan lendir pada badan ikan, parasit ini mamput berkembangbiak dalam waktu beberapa hari. Ikan yang terserang penyakit velvet di seluruh badannya, termasuk sirip dan insang, berwarna seperti karat. Ikan diskus yang erkena penyakit velvet dapat diobati dengan larutan acriflavine, mercurochrome maupun methelene blue. Cara pengobatannya sama dengan memperlakukan diskus yang terserang bintik putih. Selain ketiga larutan tadi, ada satu jenis larutan lain yang dianggap cukup manjur untuk mengobati penyakit velvet. Yaitu larutan potasium permanganate 1% sebanyak 20 ml yang dilarutkan dalam 20 l air bersih.
Demikian pembahasan singkat mengenai sekilas metode pembenihan ikan hias discus (Symphsodon diskus). Sumber tulisan di muat dari http://syamsulhadi42.blogspot.com/2014/09/budidaya-ikan-disscus-lengkap-dengan.html. Semoga bermanfaat dan dapat menambah sedikit pengetahuan kita tentantang pembenihan ikan discus, terimakasih.
Post a Comment for "Sekilas Metode Pembenihan Ikan Hias Discus (Symphysodon diskus)"
Post a Comment