Mengenal Jenis Jenis Sistem Kolam Konvensional Dalam Usaha Budidaya Ikan Lele
Kolam sebagai tempat utama budidaya ikan lele, dibuat secara efektif dan efisien. Perkembangan teknologi dalam usaha budidaya ikan lele, kini telah banyak mengalami perkembangan terutama dalam penggunaan wadah yaitu kolam budidaya. Ada beberapa jenis sistem kolam konvensional yang sudah banyak digunakan sebagai wadah budidaya ikan lele. Berikut adalah jenis jenis sistem kolam tersebut yaitu mulai kolam tanah, kolam terpal dan kolam semen.
Suatu teknologi yang murah dan gampang diterapkan, adalah pembuatan kolam dengan menggunakan terpal. Kolam terpal dibuat rata-rata dengan luas 12 meter persegi, dan memerlukan terpal dengan ukuran 4 x 5 meter. Kolam terpal ditujukan untuk budidaya dari bibit lele, sampai berusia sekitar 2 bulan. Ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pensortiran, dimana lele memiliki sifat kanibalisme yang tinggi, sehingga harus selalu dikontrol kemerataan pertumbuhan lele tersebut. Yang kecil akan dimakan oleh yang besar. Pensortiran dilakukan paling tidak 3 kali selama masa panen.
Untuk pembesaran di kolam terpal sebaiknya lokasi pembuatan kolam di tempat yang teduh tetapi tidak berada dibawah pohon yang daunnya mudah rontok, dapat memanfaatkan lahan pekarangan atau lahan marginal lainnya. Namun bila budidaya dikembangkan dengan skala massa, harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya. Artinya, kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah setempat.
Kolam Tanah
Kolam tanah ditujukan untuk ikan lele yang sudah tidak memerlukan tahap pensortiran, yang sudah berumur antara 2 bulan keatas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan treatment khusus kepada lele yang akan dijual, dimana situasi mirip dengan keadaan alamiahnya, sehingga memaksimalkan pembesarannya.
Dalam usaha pembesaran lele secara intensif memakai kolam semen biasanya petakan kolam tidak perlu besar namun kecil-kecil dan berbeda dengan tambak ikan, ukuran pada kolam pembesaran lele tersebut pada umumnya dengan ukuran 9m2 sampai dengan 30m2 degan tujuan agar kolam mudah pengontrolan air karena dalam budidaya leletahap pembesaran secara intensif tersebut harus benar dalam teknik pengolahan air. Yang dimaksud kolam semen tersebut bisa diartikan memakai dinding tembok dan dasarnya juga memakai dinding bawah atau dinding tembok dan dasar kolamtanah. Kolam pembesaran tersebut harus punya pralon masuk air (inlet) dan pralon keluar air (outlet ) dan posisinya terpisah untuk keperluan ganti air.
Dalam budidaya di kolam semen, harus dilakukan perawatan kolam yang baik. Agar sirkulasi oksigen selalu baik dalam kolam, maka air harus diganti secara berkala. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lubang seukuran selang pralon sebagai saluran pembuangan. Jangan lupa menutup pintu pembuangan dengan jaring agar ikan tidak ikut keluar melalui saluran pembuangan tersebut. Selain itu, kolam juga harus rutin dibersihkan agar kondisi kolam bisa tetap segar. Keuntungan budidaya di kolam semen adalah lebih mudah membersihkan kolam, lebih awet dan tidak mudah rusak atau bocor. Selain itu, kondisi air juga selalu terjaga karena tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
Post a Comment for "Mengenal Jenis Jenis Sistem Kolam Konvensional Dalam Usaha Budidaya Ikan Lele"
Post a Comment