Mengenal 4 Hama Predator Yang Merugikan Dalam Usaha Budidaya Ikan


Predator adalah hewan pemangsa yang secara sengaja maupun tidak sengaja masuk ke areal budidaya ikan dan memangsa ikan budidaya. Predator umumnya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya, meskipun ada pula yang berukuran lebih kecil, namun umumnya memiliki senjata yang mematikan seperti bisa, racun dan sejenisnya. Jenisnya dapat berupa ikan yang lebih besar, hewan air jenis lain, hewan darat dan beberapa jenis serangga air.

1. Ikan gabus

Ikan gabus merupakan predator yang memangsa benih ikan dan ikan dewasa. Untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, pada saat persiapan kolam, dasar kolam harus benar-benar keirng sampai retak-retak. Pada saluran pemasukan air dipasang saringan ijuk yang rapat agar benih dan telur gabus tidak masuk ke dalam kolam. Gabus memangsa ikan di permukaan air sehingga keberadaannya mudah di ketahui. Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan gabus, maka harus segera ditangkap dengan cara dipancing menggunakan umpan ikan hidup dan anak kodok (bancet)

Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tetumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan gabus berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersamna-sama untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan saat yang paling baik untuk menangkap gabus dari kolam dengan menggunakan serok.

Beberapa jenis herbal memiliki daya racun untuk memberantas ikan hama, namun bersifat ramah lingkungan. Herbal dapat digunakan pada saat persiapan kolam. Jenis herbal tersebut antara lain: akar tuba (rotenone) pada dosis 10 kg /ha, biji the (saponin) pada dosisi 150 -200 kg /ha, atau tembakau (nikotin) pada dosisi 200 – 400 kg / ha.

2. Yuyu dan kepiting

Yuyu dan kepiting merupakan predator di kolam pembenihan dan pendederan ikan, terutama pada budidaya air tawar. Jenis kepiting yang paling merugikan adalah kepiting sawah dan kepiting sungai. Yuyu dan kepiting memangsa benih dengan cara menangkap benih dengan kedua capitnya.

Yuyu dan kepiting dapat dikendalikan dengan cara memberantas secara langsung, yakni menangkap dan membunuh di luar dan di lubang-lubang pematang dengan menggali lubang dan yang tertangkap langsung dimatikan. Bekas lubang ditimbun dengan tanah atau batu hingga padat kembali. Menaburkan sekam padi ke dalam lubang-lubang yuyu dan kepiting agar keluar dan pindah ke tempat lain

3. Belut dan ular

Belut dan ular memangsa puluhan hingga ratusan ekor benih ikan per hari. Belut hidup sepenuhnya di air bersama ikan yang dipelihara, bersembunyi di dasar kolam yang berlumpur atau membuat lubang di pematang kolam. Sebagai hewan nocturnal, belut aktif mencari makan di malam hari.  Cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan lingkungan kolam untuk menghidandari hama ular. Sebaiknya pematang kolam dibuat dari beton atau tembok untuk menghindari belut bersarang Perlu juga dilakukan pengontrolan hama ular pada malam hari. Jika ditemukan ular pemangsa ikan segera dimatikan. Jika di dalam kolam sudah terdapat belut, maka harus segera dipancing menggunakan umpan hidup berupa ikan kecil atau anak kodok (bancet)

4. Burung
Burung pemangsa ikan biasanya berburu secara berkelompok. Adapun jenis burung yang menjadi hama ikan adalah burung kuntul dan burung blekok. Cara pencegahan sebaikanya melakukan pengawasan terhadap keberadaan koloni burung. Melakukan pengusiran jika melihat kehadiran burung. Mengurung unit perkolamamn secara lengkap dengan metode jarring. Metode ini cukup efektif untuk unit yang berukuran kecil, namun sangat mahal untuk unit perkolaman berukuran besar. Membuat penghalang dari bamboo dan diberi rumbai / tali pita yang menatulkan cahaya di atas kolam. Atau dengan menyingkirkan dahan / ranting pohon di sekitar kolam.

Post a Comment for "Mengenal 4 Hama Predator Yang Merugikan Dalam Usaha Budidaya Ikan"


Catatan Penting untuk Pembaca:
Informasi dalam artikel ini disajikan sebagai bacaan umum yang bersifat informatif dan ringan. Untuk keperluan akademik, penelitian ilmiah, atau keputusan teknis mendalam, sangat disarankan merujuk pada sumber primer seperti jurnal ilmiah peer-reviewed, buku teks biologi kelautan, dan publikasi resmi dari institusi riset. Anda juga dapat menelusuri data lebih lanjut melalui portal resmi dan database ilmiah yang terverifikasi untuk memperoleh keakuratan yang lebih tinggi.

🌾 Terima kasih telah membaca hingga akhir. Semoga artikel ini bukan hanya memberi pengetahuan, tapi juga mengantar satu dua langkah ke dalam keheningan yang berisi. Jika tulisan ini bermanfaat, kami bersyukur. Jika ada kekeliruan, biarlah itu menjadi pengingat bahwa ilmu adalah lautan yang tak pernah selesai dicatat. Selamat menjelajah, dan semoga setiap air yang kau jumpai mengajarkanmu sesuatu.


Dalam diamnya perairan menyimpan berjuta rahasia, tulisan ini mencoba membisikkan sebutir darinya. Jika kamu merasakan getarnya, bantu kami terus menyelam—menjemput hikmah di kedalaman yang tak terlihat.

🐬 Dukung Dunia Perairan di Sociabuzz